Kamis, 25 September 2008

bab 6 silogisme kategorik

BAB VI
SILOGISME KATEGORIK
I. PRINSIP2 PENYIMPULAN
Jika : apapun dalam alam ini senantiasa bergerak.Dan setiap yang bergerak itu berada dalam perubahan
Maka : apapun dalam alamini berada dalam perubahan.
2 proposisi yang dip[erbandingkan diatas proposisi ketegorik, oleh karena itu proses penalaranya disebut silogisme kategorik, yakni.
Suatu bentuk penyimpulan berdasarkan perbandingan 2 proposisi yang didalamnya terkandun adanya term pembanding dan yang dapat melahirkan proposisi lain dalam kesimpulannya.
Apapun dalam ala ini adalah berada dalam perubahan. Dan, setiap yang berada dalam perubahan ( berubah ) itu suatu kejadian. Jadi, apapun dalam ala mini adalah suatu kejadian
Dalam silogisme, 2 proposisi yang diperbandingkan itu diberi nama premis atau pangkal pikir.
Proposisi pertama disebut P1 sering disebut premis mayor, karena proposisinya mengandung term yang pada umumnya dalam kesimpulan sebagai predikat.
Proposisi kedua disebut P2 sering disebut premis minor, karena proposisinya mengandung term yang pada umumnya dalam kesimpulan sebagai subjek.
P1 : semua makhluk tidak abadi
P2: manusia adalah makhluk
Dari perbandingan tersebut dapat ditarik kesimpulan atau konklusi (Ks). Semua manusia tidak abadi
Dalam penyimpulan berbentuk silogisme ada 3 unsur sbb,
1. Term pembanding, dengan symbol “M: ( makhluk )
2. Term pangkal banding, “P” ( abadi )
3. Term yang dibandingkan, “S” ( manusia )
P1 : Semua makhluk tidak abadi ( semua M tidak P )
P2 : semua manusia adalah makhluk ( semua S adalah B )
Ks : semua manusia tidk abadi ( semua S tidak P )
Proses penalaran dalam bentuk silogisme diuraikan dengan diagram :
P1 : semua makhluk tidak abadi 
  M = makhluk
  P = abadi
  M ? P : M tidak termasuk P.
P2 : manusia adalah makhluk 
  S = manusia
  M = makhluk i
  S ? M : S merupakan bagian M
Dapat disimpulkan
Ks : manusia tidak abadi 
  S = manusia
  P = abadi
  S ? P 
A. HUKUM DASAR PENYIMPULAN
1. Prinsip konotasi term dalam silogisme
a. hukum pertama
2 hal yang sama , apabila yang satu diketahui sama dengan hal ketiga maka yang lain pun pasti sama.
Semua manusia berakal budi ( A = B )
Semua yang berakal budi berbudaya ( B = C )
Semua manusi berbudaya ( A = C )
Hukum pertama penyimpulan atas dasar konotasi term dalam silogisme ini, contoh dan rumusan simboliknya sbb,
Semua manusia berakal budi, dan semua yang berakal budi berbudaya maka semua manusia berbudaya
( A = B ) ? ( B = C )
 ? ( A = C )
b. hukum kedua
2 hal yang sama, apabila sebagian yang satu termasuk dalam hal ketiga maka sebagian yang lainpun teramsuk didalamnya.
Rakyat Indonesia adalah yang menjadi WNI ( A = B )
Sebagian WNI adalah keturanan asing ( B ? C )
Sebagian Rakyat Indonesia adalah keturanan asing ( A ? C )
Dirumuskan
Rakyat Indonesia adalah menjadi WNI, dan sebagian WNI keturanan asing maka sebagian rakyat Indonesia dalah keturanan asing
( A = B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )

c. hukum ketiga
antara 2 hal, apabila yang satu sama dan yang lain berbeda dengan hal ketiga maka 2 hal itu berbeda.
Semua yang berbudaya adalah manusia ( A = B )
Semua manusia bukan keturunan kera ( B ? C )
Semua yang berbudaya bukanlah keturunan kera ( A ? C )
Disimpulkan 
Semua yang berbudaya adalah manusia, dan Semua manusia bukan keturunan kera maka Semua yang berbudaya bukanlah keturunan kera
( A = B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
2. Prinsip Denotasi term dalam silogisme
Prinsip “dictum de omni”( dikatakan tentang semua ). Dan “ dictum de nullo” ( tidak dikatakan tentang manapun juga ). Pinsip dasar denotasi
c. hukum keempat 
apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan keselurhan maka diakui pula sebagai sifat oeh bagian2 keseluruhan tersebut.
WNI keturunana asing adalah rakyat Indonesia. ( A ? B)
Semua rakyat Indonesia sama kedudukannya dalam hukum Indonesia. ( A= B)
Semua WNI keturunan asing mempunyai kedudukan sama dalam hukum Indonesia. ( A ? C )
Disimpulkan 
WNI keturunana asing adalah rakyat Indonesia, dan semua Indonesia sama kedudukannya dalam hukum Indonesia maka semua WNI keturunan asing mempunyai kedudukann yang sama dalam hukum Indonesia.
( A ? B ) ? ( B = C )
 ? ( A ? C )

d. hukum kelima
apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari keselurhan maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhan itu.
Sebagian makhluk adalah manusia ( A ? B)
Semua manusia berbudaya ( B = C )
Sebagian makhluk ada yang berbuday ( A ? C)
Disimpulkan
Semua makhluk adalah manusia, dan manusia berbudaya maka sebagian makhluk adalah berbudaya.
( A ? B ) ? ( B = C )
 ? ( A ? C )
e. hukum keenam
apabila sesuatu hal diakui sifat yang meliputi keseluruhan maka meliputi pula bagian2 dalam keseluruhan itu.
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia ( A ? B )
Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa ( B ? C )
Semua warga PDI harus ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa ( A ? C )
Disimpulkan ,
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia, dan Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa maka Semua warga PDI harus ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa.
( A ? B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
f. hukum ketujuh
apabila sesuatu hal tidak diakui oleh keselurhan maka tidak diakui pula bagian2 dalam keseluruhan tersebut itu.
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia ( A ? B )
Semua rakyat Indonesia tidak boleh beraliran komunis ( B ? C )
Semua warga PDI tidak boleh beraliran komunis ( A ? B )
Disimpulkan
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia, dan Semua rakyat Indonesia tidak boleh beraliran komunis maka Semua warga PDI tidak boleh beraliran komunis
( A ? B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
3. Ikhtisar hukum2 silogisme
Hukum beradasar konotasi term ada 3 rumusan
Hukum berdasar denotasi term ada 4 rumusan
Kaidah silogisme kategorik adalah sbb
a. ( A = B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C ) 
b. ( A = B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
c. ( A = B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
d. ( A ? B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C
e. ( A ? B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C )
f. ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C
g. ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )

B. METODE PRAKTIS PENYIMPULAN
 Prinsip penyimpulan praktis dapat dinyatakan dalam bentuk kontrapositif sebagi berikut. Suatu silogisme jika dilukiskan dalam diagram himpulan lebih satu bentuk maka kesimpulannya tidak pasti
( A ? B ) ? ( C = B )
 ? ( A ? C )
( A ? B ) : sebagian yang berbangsa Cina menjadi WNI
( B = C ) : semua yang dimaksud rakyat Indonesia adalah yang menjadi WNI
( A ? C ) : sebagian yang berbagnsa china menjadi rakyat Indonesia.
( A ? B ) ? ( C ? B )
 ? ( A ? C )
( A ? B ) : Semua yang berbangsa cina berbudaya
( C ? B ) : rakyat Indonesia berbudaya
( A ? C ) : Semua yang berbangsa cina…..?.... rakyat Indonesia.
II. SILOGISME BERATURAN
 Proposisi yang dapat satu dalam silogisme adalah proposisi particular inklusif maupun negative dan proposes particular afirmatif maupun negative.
( S = P ) : Proposisi universal afirmatif ekuivalen
( S? P ) : Proposisi universal afirmatif implikasi
( S ? P ) : Proposisi universal negative ekslusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif implikasi
A. BENTUK2 SILOGISME
1. Silogisme Sub-Pre
Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama sebagi subjek dan dalam premis kedua sebagi predikat
(M = P) ? ( S = M ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti, 
(M = P) ? ( S = M ) ? ( S = P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
2. Silogisme Bis-Pre (Silogisme bentuk predikat predikat )
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi predikat dalam kedua premis.
(P = M) ? ( S = M ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(P = M) ? ( S = M ) ? ( S = P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
3. Silogisme Bis-Sub ( silogisme bentuk predikat subjek )
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi subjek dalam kedua premis.
(M = P) ? ( M = S ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(M = P) ? ( M = S ) ? ( S = P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )


4. Silogisme Pre-Sub ( Silogisme bentuk predikat subjek)
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagi subjek.
.(P = M) ? ( M = S ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M = S ) ? ( S = P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )

B. IKHTISAR SILOGISME BERATURAN
Silogisme kategorik PREMIS PERTAMA
 A = B A ? B A ? B A ? B A ? B
P
R
Ke
2 A = C A = C A ? C A ? C A ? C A ? C
 B ? C A ? C A ? C ? ? ?
 B ? C A ? C A ? C ? ? ?
 B ? C A ? C ? ? ? ?
 B ? C A ? C ? A ? C ? ?

III. SILOGISME TAK BERATURAN
A. ENTIMEMA
Suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya tetapi ada satu premis yang tidak dinyatakan.
Dia diajukan ke pangadilan karena pengelapan uang Negara.
 ( A ? B ) ? ( A ? C )
 ( A ? B ) : Dia mengelapkan uang Negara
 ( A ? C ) : Dia diajukan ke pengadilan
 Secara lengkap dirumuskan ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
Dia mengelapkan uang Negara, dan semua mengelapkan uang Negara diajukan kepengadilan maka dia diajukan ke pengadilan
1. bentuk2 entimema
a Entimema dari silogisme yang premis pertamanya ditiadakan
 ( …. ) ? ( A ? B ) ? ( A ? C )
 Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi karena Fajar Bakry telah memenuhi syarat yang ditetapkan fakultas.
b Entimema dari silogisme yang premis keduanya ditiadakan
( A ? B ) ? ( ….. ) ? ( A ? C )
Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi karena mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh fakultas diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi
c Entimema dari silogisme yang kesimpulannya diperkirakan langsung dapat diketahui.
 ( B = C ) ? ( A ? B ) ? ( …. )
karena mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh fakultas diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi, dan Fajar Bakry telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh fakultas.
d Entimema dari silogisme yang premis pertamanya ditiadakan
 ( ….. ) ? ( ….. ) ? (A ? C)
Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi 
2. Faedah praktis entimema

B. EPIKEREMA
Suatu bentuk silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai alas an.
Kelompok pemeras kaki lima ditahan pemerintah karena menggangu ketenangan masyarakat. Dan remaja putus sekolah kampong X adalah kelompok pemeras kaki lima karena mengikuti “Gali” sebagai pimpinan. Maka, remaja putus sekolah kampong X telah ditahan pemerintah.
( B ? P ) ? ( B ? C )
( A ? G ) ? ( A ? B )
  ? ( A ? C )
( B ? P ) ? ( B ? C ) Kelompok pemeras kaki lima ditahan pemerintah karena menggangu ketenangan masyarakat
( B ? P ) ? ( B ? C ) remaja putus sekolah kampong X adalah kelompok pemeras kaki lima karena mengikuti “Gali” sebagai pimpinan
 ( B ? P ) ? remaja putus sekolah kampong X telah ditahan pemerintah.

C. SORITES
Suatu bentuk silogisme yang premisnya berkait-kaitan lebih dari 2 proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terahkir yang keduanya bukan term pembanding.
Semua peserta tes pegawai negeri adalah WNI, dan WNI harus berpancasila, dan semua yang berpancasila tidak berpaham komunis maka semua peserta tes bukan berpaham komunis.
( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( C ? D )
  ? ( A ? D )
Semua A adalah B, dan semua B adalah C, dan semua C bukan D maka semua A bukan D.
1. Syarat2 sorites
a Jika dalam perkaitan itu lingkunan term berjalan dari term yang luas meliputi term yang sempit maka perkaitan selanjutnya tidak boleh dibalik walaupun term tersebut sebagai subjek atau predikat.
  (Y = Z)
  (X ? Y)
  (R ? X)
(X ? R)
(S ? Z)

b Jika dalam perkaitan itu lingkunan term berjalan dari term yang sempit meliputi term yang luas maka perkaitan selanjutnya tidak boleh teribalik walaupun term tersebut sebagai subjek atau predikat.
  (X ? Y)
  (Y = Z)
  (R ? Z)
(R = S)
(S ? X)
c Jika dalam perkaitan itu ada negasimaka yang menegasikan atau yang dinegasikan harus term yang lebih luas.
  (X = Z)
  (R ? Z)
  (R ? S)
(S ? X)
d Jika dalam perkaitan itu tiap proposisi sebagai premis berbentuk ekuivalen maka sampai proposisi tak terhingga pun kesimpulannya tetap berbentuk ekuivalen.
  (A = B)
  (B = C)
  (D = C)
(A = D)
2. macam2 sorites
a Sorities Progresif ( Aristotelian sorities )
Perbincangan mengarah maju dari term yang tersempit sampai pada yang terluas, sedangkan kesimpulannya adalah hubungan antara subjek dari premis pertama dengan predikat dari premis terahkir.
( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( C ? D )
  ? ( A ? D )
Jika manusia adalah rasional, sedang apa yang rasional adalah spiritual ( rohani ), dan apa yang spiritual tidak akan mati. Jadi jiwa manusia tidak akan mati.
Semua A adalah B, semua B adalah C, semua C bukan D, semua A bukan D
b Sorites progresif / sorites Goklenius ( Goclenian sorites )
Perbincangan mengarah balik dari term yang terluas menuju yang tersempit, sedangkan kesimpulannya adalah hubungan antara subjek dari premis terahkir dengan predikat dari premis pertama.
  ( B = A ) ? ( C = B ) ? ( D ? C ) ? ( E ? D )
  ? ( E ? A )
Setiap yang dikaruniai naluri mempunyai reaksi spontan, setiap hewan dikaruniai naluri, dan semua manusia adalah hewan, sedangkan saddam husain adalah seorang manusia. Jadi kesimpulannya saddam husain mempunyai reaksi spontan.
Semua B adalah A, semua C adlah B,semua D adalah C,semua E adalah E. jadi E adalah A
3. Faedah praktis sorites
Sorites berarti tumpukan sehingga penalarannya dapat diartikan: suatu bentuk penyimpulan yang bertumpuk2.
D. POLISOLIGISME
Bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya menjadi premis pada sologisme selanjutnya.
(A ? B)
  (B ? C)
  (A ? C)
(C ? D)
(A ? D)
Jika semua warga PDI adalah WNI, dan semua WNI harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa maka semua wara PDI harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa tidak beraliran komunis maka warga PDI tidak beraliran komunis.

Tidak ada komentar: