Kamis, 25 September 2008

bab 7 proposisi majemuk

BAB VII
PROPOSISI MAJEMUK
Diuraikan penalaran kategorik bentuknya sederhana sekali. Yaitu terdiri atas 2 pengertian sebagai subjek dan predikat walaupun disusun dalam beberapa kata.
Bertrand Russel adalah seorang matemaatikus dab Bertrand Russel adalah seorang filsuf. Disusun dalam proposisi “ Bertrand Russel adalah seorang matematikus dan seorang filsuf “
I. PROPOSISI HIPOTETIK
Suatu pernyataan yang mempunyai hubungan ketergantungan antara 2 bagian, yang pertama sebagai antiseden (An) ( disimbolkan “p” ) dan kedua sebagia konsekuen ( Ks ) ( disimbolkan “q” )
Dirumuskan “ jika p maka q “
Jika nanti sore tidak hujan saya akan dating ketempat saudara.
A. PROPOSISI EKUIVALEN
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan ketergantungan kesetaraan anatar anteseden dengan konsekuen.
Apabila ketiga sudut segitiga sama besar maka segitiga itu sama sisi
An : Apabila ketiga sudut segitiga sama besar (p)
Ks : segitiga itu sama sisi (q).
Dirumuskan
p ? q dibaca p ekuivalen q
  p setara dengan q
  jika hanya p maka q
  p apabila dan hanya bila q
  jika p maka q dan jika q maka p
  q hanya karena p
1. Ekuivalen Kausalitas
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berupa sebab akibat.
Pada ahkir 2 tahun pertama jika mahasiswa telah mengumpulkan sekurang2nya 30 SKS dan IPnya sama atau lebih besar dari 2 maka mahasiswa tersebut dibolehkan melanjutkan studi difakultas yang bersangkutan.
(p dan (q atau r) ? ((p dan q) atau (p dan r ))
a (b + c ) = (ab) + (bc)
2. Ekuivalen Definisional
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berupa pembatasan arti.
Jika disebut Negara demokrasi maka dalam system pemerintahannya rakyatlah yang berkuasa.
Suau definesi yang baik dan tepat apabila rumusan antara yang didefinisikan ( definiendum dengan yang mendefinisikan ( definiens ) harus sejajar mempunyai hubungan timbal balik, mempunyai luas pengertian yang sama.
( A B ) = df(x/x A & xB ? 
Lebih tepat dirumuskan ( A B ) ? (x/x A & xB ?  
3. Ekuivalen Analitik
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berbentuk penguraian arti,
Jika dia manusia maka berakal budi. Jika membuat sudut 90 derajat maka sudut itu siku- siku.
B. PROPOSISI IMPLIKATIF
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan ketergantungan persyaratan antara anteseden dan konsekuen.
Jika si terdakwa sakit ingatan maka dia tidak boleh dihukum
An : Jika si terdakwa sakit ingatan (p)
Ks : maka dia tidak boleh dihukum (q).
Dirumuskan
p ? q dibaca jika p maka q
  p syarat cukup untuk q
  p maka q
  q karena p
1. Implikasi Logik ( Implikasi impertaif )
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan atas dasar isi yang dikandungnya dengan menetapkan konsekuen terjadi dengan terpenuhi anteseden 
Barang siapa memalsu uang akan dituntut dimuka hakim.
2. Implikasi Material
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan atas dasar pertimbangan akal yang mengharuskan konsekuen pasti terjadi jika anteseden terpenuhi.
Hujan turun maka jalan menjadi basah
C. PROPOSISI PROBLEMATIK
Pernyataan majemuk yang hubungan ketergantungannya bersifat kemungkinan antara anteseden dengan konsekuen, dalam arti antiseden terjadi belum tentu menyebabkan konsekuen, demikian juga konsekuen terjadi belum tentu dikarenakan adanya anteseden. 
Jika p mungkin q dan jika q mungkin p.
Apabila komunis berkembang lagi di Indonesia maka keamanan Negara akan terancam.
Jika p mungkin menyebabkan q, q mungkin karena p
Jika mengubah isi pembukaan maka Negara akan bubar, atau dengan rumusan lain: mengubah isi pembukaan berarti pembubaran Negara. 
II. PROPOSISI DISJUNGTIF
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan anatar 2 bagian yang keduanya sebagia pilihan ( disjungtif ) yaitu bagian pertama dan bagian kedua
Pilihan pertama ( P1 ) biasa disimbolkan “p’
Pilihan kedua ( P2 ) biasa disimbolkan “q”
Bila si terdakwa seorang pembunuh atau seorang pencuri harus diajaukan ke pengadilan.
P1 : Bila si terdakwa seorang pembunuh “p”
P2 : atau seorang pencuri “q”
Berdasarkan pengatauannya dibedakan dalam,
A. DISJUNGSI EKSLUSIF ( jika ke2 pilihannya tidak dapat bersatu tetapi ada kemungkinan ke3 )
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan saling menyisihkan antara 2 bagian, yakni antara bagian pertama (P1) dan bagian kedua (P2) tidak dapat bersatu tetapi ada kemungkinan ke3 (K3).
Pimpinan Negara Indonesia kelahiran jawa atau sumatera adalah sama kedudukannya.
P1 : Bila si terdakwa seorang pembunuh “p”
P2 : atau sumatera “q” adalah sama kedudukannya 
K3 : bukan dari jawa dan bukan dari sumatera (p dan q )
p q dibaca p atau q
  p ataukah q
  p atau q ekslusif
1. Faedah praktis Disjungsi Ekslusif
Banyak digunakan dalam bidang hukum maupun percakapan sehari2.
Barangsiapa di muka umum menyatakan permusuhan terhadap pemerintah indoesia, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun atau pidana denda sebanyak2nya Rp.4500,-
An : Barangsiapa di muka umum menyatakan permusuhan terhadap pemerintah indoesia “p”
P1 : diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun “q”
P2 : atau pidana denda sebanyak2nya Rp.4500,- “r”
K3 : tidak dipidana penjara paling lama 7 tahun dan tidak didenda sebanyak2nya Rp.4500,- ( (-p dan –r) = s ) dirumuska p ? (q v r )  
B. DISJUNGSI INKLUSIF ( jika ke2 pilihannya dapat bersatu tetapi ada kemungkinan ke3 )
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan dapat merangkum antara 2 bagian, yakni antara bagian pertama (P1) dan bagian kedua (P2) tidak dapat bersatu sebagai perpaduan (Pa) dan tidak ada kemungkinan ke3.
Saya berjanji akan datang ketempat saudara besok hari jumat atau hari sabtu.
P1 : Saya berjanji akan datang ketempat saudara besok hari jumat “p”
P2 : atau dating hari sabtu “q”
K3 : datang hari jumat atau hari sabtu (p dan q )
p q dibaca p atau q
  p dan atau q
  p atau q inklusif
1. Faedah praktis Disjungsi Ekslusif
Banyak digunakan dalam bidang hukum maupun percakapan sehari2. atau penalaran2 yang lain.
Barangsiapa memalsu uang atau menyimpan palsu atau mengeluarkan uang palsu dengan sengaja akan dituntut didepan hukum.
P1 : Barangsiapa memalsu uang “p”
P2 : atau menyimpan palsu “q”
P3 : atau mengeluarkan uang palsu dengan sengaja “r”
K3 : akan dituntut didepan hukum (s )
( p q r ) ? s
Kemungkinan terjadinya s ( dituntut dimuka hakim ) ada 7 kemungkinan :
a. Terbukti p dan q dan r yaitu terbukti memalsu uang dan yang menyimpan uang palsu sekaligus juga mengedarkan uang palsu dengan sengaja.
b. Terbukti p dan q tanpa r yaitu terbukti memalsu uang dan yang menyimpan uang palsu saja tidak mengedarkan uang palsu dengan sengaja
c. Terbukti p dan r tanpa q yaitu terbukti memalsu uang dan mengedarkan uang palsu dengan sengaja dan tidak menyimpan uang palsu 
d. Terbukti p tanpa q maupun r yaitu terbukti memalsu uang dan tidak menyimpan uang palsu dan juga tidak mengedarkan dengan sengaja uang palsu 
e. Terbukti q dan r tanpa p yaitu terbukti menyimpan uang palsu dan mengedarkan uang palsu dengan sengaja tidak yang memalsu uang 
f. Terbukti q tidak p maupun r yaitu terbukti menyimpan uang palsu tdak memalsu uang dan tidak juga mengedarkan dengan sengaja uang palsu 
g. Terbukti r tidak p maupun q yaitu terbukti mengedarkan dengan sengaja uang palsu tidak yang memalsu uang dan juga tidak yang menyimpan uang palsu 
Dirumuskan
a. p dan q dan r
b. p dan q tanpa r
c. p dan dan r tanpa q 
d. p tanpa q dan r
e. q dan r tanpa q
f. q tanpa p dan r
g. r tanpa p dan q

2. Penggunaan praktis Disjungsi 
Perumusan disjungsi inklusif yang sebagai anteseden dalam bahasa biasa menggunakan 3 cara, yaitu, ke2 bagian disjungsi dirumuskan sebelum konsekuen, dapat juga sesudah konsekuen atau dipisahkan. 3 cara itu adalah sbb.
a. Anteseden dari implikasi logic yang berbentuk disjungsi, ke2 komponennya didahulukan
Seorang pejabat dengan maksud menguntungkan diri sendiri ( p ) atau orang lain (q ) secara melawan hukum, dengan menyalahkangunakan kekuasaan, mengunakan tanah Negara diatas mana ada hak2 pakai Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun.
b. Anteseden dari implikasi logic
c. Anteseden dari implikasi logic
d. 
3. Hubungan Disjungsi berganda
4. Perumusan Anteseden Disjungsi 

C. DISJUNGSI ALTERNATIF (ke2 pilihannya tidak dapat bersatu da tidak ada kemungkinan ke3 )
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan pengatauan berlawanan penuh antara 2 bagian, yakni antara bagian pertama (P1) dan bagian kedua (P2), tidak dapat bersatu dan tidak dapat kemungkinan ke3.
WNI baik berbangsa Indonesia asli atau keturunan asing adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.
P1 : WNI baik berbangsa Indonesia asli “p”
P2 : atau keturunan asing “q’ adalah sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan
p ?v q dibaca p atau q
  hanya p atau q
  
D. DISJUNGSI KOLEKTIF ( jika ke2 pilihannya dapat bersatu dan ada kemungkinan ke3 )
III. PROPOSISI KONJUNGTIF
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan penyertaan 2 bagian yang ke2 nya sebagai unsure.
Bung karno adalah seorang proklamator dan presiden pertama RI
P1 : Bung karno adalah seorang proklamator “p”
P2 : presiden pertama RI “q”
p ? q dibaca p dan q
  p yang q
A KONJUNGSI DISJUNGSIF
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan penyertaan 2 bagian yang ke2 nya dapat dikembalikan dalam bentuk pengatauan.
Bilangan asli itu ada yang genap dan ada yang ganjil
Secara terperinci dibedakan dalam,
1. Konjungsi Ekslusif
Pernyataan dengan hubungan penyertaan yang ke2 bagiannya tidak dapat bersatu tapi ada kemungkinan ke3.
Menteri2 negara ada yang kelahiran jawa dan ada juga yang kelahiran sumatera.
2. Konjungsi Inklusif
Pernyataan dengan hubungan penyertaan yang ke2 bagiannya dapat bersatu tetapi tidak ada kemungkinan ke3.
Peserta tes yang diterima dalam lembaga bahasa ada yang les tes bahasa inggris dan ada juga yang les bahasa Indonesia.
3. Konjungsi Alternatif
Pernyataan dengan hubungan penyertaan yang ke2 bagiannya tidak dapat bersatu dan tidak ada kemungkinan ke3.
WNI ada yang berbangsa Indonesia asli dan ada yang keturunan asing
B KONJUNGSI PREDIKATIF
Pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan penyertaan berbentuk penyatuan 2 bagian, dalam arti bagian pertama dan bagian kedua merupakan sebuah sebutan.
Suharto adalah purnwirawan jendral TNI dan presiden RI.
Kemanusiaan yang adail dan beradab
Dalam bahasa sehari2 tidak harus terikat pada kata dan saja dapat juga menggunakan kata, yang, juga dan tetapi. Missal,
1. Mukti ali adalah seorang guru besar IAIN yang pernah menjabat sebgai menteri. Dinyataka juga Mukti ali adalah seorang guru besar IAIN dan yang pernah menjabat menteri agama
p dan q, p ? q
2. Bung karno adalah presiden pertama RI yang terkenal sebagia ahli pidato. Dinyatakan juga Bung karno adalah seorang presiden pertama RI dan terkenal sebagi ahli pidato
p dan q, q ? p
3. Dia pandai mencari uang tapi pemboros sehingga kehidupannya kurang terus. Dinyatakan juga Dia pandai mencari uang dan pemboros sehingga kehidupannya selalu kurang terus.
p dan q, p ? q

bab 6 silogisme kategorik

BAB VI
SILOGISME KATEGORIK
I. PRINSIP2 PENYIMPULAN
Jika : apapun dalam alam ini senantiasa bergerak.Dan setiap yang bergerak itu berada dalam perubahan
Maka : apapun dalam alamini berada dalam perubahan.
2 proposisi yang dip[erbandingkan diatas proposisi ketegorik, oleh karena itu proses penalaranya disebut silogisme kategorik, yakni.
Suatu bentuk penyimpulan berdasarkan perbandingan 2 proposisi yang didalamnya terkandun adanya term pembanding dan yang dapat melahirkan proposisi lain dalam kesimpulannya.
Apapun dalam ala ini adalah berada dalam perubahan. Dan, setiap yang berada dalam perubahan ( berubah ) itu suatu kejadian. Jadi, apapun dalam ala mini adalah suatu kejadian
Dalam silogisme, 2 proposisi yang diperbandingkan itu diberi nama premis atau pangkal pikir.
Proposisi pertama disebut P1 sering disebut premis mayor, karena proposisinya mengandung term yang pada umumnya dalam kesimpulan sebagai predikat.
Proposisi kedua disebut P2 sering disebut premis minor, karena proposisinya mengandung term yang pada umumnya dalam kesimpulan sebagai subjek.
P1 : semua makhluk tidak abadi
P2: manusia adalah makhluk
Dari perbandingan tersebut dapat ditarik kesimpulan atau konklusi (Ks). Semua manusia tidak abadi
Dalam penyimpulan berbentuk silogisme ada 3 unsur sbb,
1. Term pembanding, dengan symbol “M: ( makhluk )
2. Term pangkal banding, “P” ( abadi )
3. Term yang dibandingkan, “S” ( manusia )
P1 : Semua makhluk tidak abadi ( semua M tidak P )
P2 : semua manusia adalah makhluk ( semua S adalah B )
Ks : semua manusia tidk abadi ( semua S tidak P )
Proses penalaran dalam bentuk silogisme diuraikan dengan diagram :
P1 : semua makhluk tidak abadi 
  M = makhluk
  P = abadi
  M ? P : M tidak termasuk P.
P2 : manusia adalah makhluk 
  S = manusia
  M = makhluk i
  S ? M : S merupakan bagian M
Dapat disimpulkan
Ks : manusia tidak abadi 
  S = manusia
  P = abadi
  S ? P 
A. HUKUM DASAR PENYIMPULAN
1. Prinsip konotasi term dalam silogisme
a. hukum pertama
2 hal yang sama , apabila yang satu diketahui sama dengan hal ketiga maka yang lain pun pasti sama.
Semua manusia berakal budi ( A = B )
Semua yang berakal budi berbudaya ( B = C )
Semua manusi berbudaya ( A = C )
Hukum pertama penyimpulan atas dasar konotasi term dalam silogisme ini, contoh dan rumusan simboliknya sbb,
Semua manusia berakal budi, dan semua yang berakal budi berbudaya maka semua manusia berbudaya
( A = B ) ? ( B = C )
 ? ( A = C )
b. hukum kedua
2 hal yang sama, apabila sebagian yang satu termasuk dalam hal ketiga maka sebagian yang lainpun teramsuk didalamnya.
Rakyat Indonesia adalah yang menjadi WNI ( A = B )
Sebagian WNI adalah keturanan asing ( B ? C )
Sebagian Rakyat Indonesia adalah keturanan asing ( A ? C )
Dirumuskan
Rakyat Indonesia adalah menjadi WNI, dan sebagian WNI keturanan asing maka sebagian rakyat Indonesia dalah keturanan asing
( A = B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )

c. hukum ketiga
antara 2 hal, apabila yang satu sama dan yang lain berbeda dengan hal ketiga maka 2 hal itu berbeda.
Semua yang berbudaya adalah manusia ( A = B )
Semua manusia bukan keturunan kera ( B ? C )
Semua yang berbudaya bukanlah keturunan kera ( A ? C )
Disimpulkan 
Semua yang berbudaya adalah manusia, dan Semua manusia bukan keturunan kera maka Semua yang berbudaya bukanlah keturunan kera
( A = B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
2. Prinsip Denotasi term dalam silogisme
Prinsip “dictum de omni”( dikatakan tentang semua ). Dan “ dictum de nullo” ( tidak dikatakan tentang manapun juga ). Pinsip dasar denotasi
c. hukum keempat 
apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan keselurhan maka diakui pula sebagai sifat oeh bagian2 keseluruhan tersebut.
WNI keturunana asing adalah rakyat Indonesia. ( A ? B)
Semua rakyat Indonesia sama kedudukannya dalam hukum Indonesia. ( A= B)
Semua WNI keturunan asing mempunyai kedudukan sama dalam hukum Indonesia. ( A ? C )
Disimpulkan 
WNI keturunana asing adalah rakyat Indonesia, dan semua Indonesia sama kedudukannya dalam hukum Indonesia maka semua WNI keturunan asing mempunyai kedudukann yang sama dalam hukum Indonesia.
( A ? B ) ? ( B = C )
 ? ( A ? C )

d. hukum kelima
apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari keselurhan maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhan itu.
Sebagian makhluk adalah manusia ( A ? B)
Semua manusia berbudaya ( B = C )
Sebagian makhluk ada yang berbuday ( A ? C)
Disimpulkan
Semua makhluk adalah manusia, dan manusia berbudaya maka sebagian makhluk adalah berbudaya.
( A ? B ) ? ( B = C )
 ? ( A ? C )
e. hukum keenam
apabila sesuatu hal diakui sifat yang meliputi keseluruhan maka meliputi pula bagian2 dalam keseluruhan itu.
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia ( A ? B )
Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa ( B ? C )
Semua warga PDI harus ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa ( A ? C )
Disimpulkan ,
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia, dan Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa maka Semua warga PDI harus ber-Ketuhuanan Yang Maha Esa.
( A ? B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
f. hukum ketujuh
apabila sesuatu hal tidak diakui oleh keselurhan maka tidak diakui pula bagian2 dalam keseluruhan tersebut itu.
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia ( A ? B )
Semua rakyat Indonesia tidak boleh beraliran komunis ( B ? C )
Semua warga PDI tidak boleh beraliran komunis ( A ? B )
Disimpulkan
Semua warga PDI adalah rakyat Indonesia, dan Semua rakyat Indonesia tidak boleh beraliran komunis maka Semua warga PDI tidak boleh beraliran komunis
( A ? B ) ? ( B ? C )
 ? ( A ? C )
3. Ikhtisar hukum2 silogisme
Hukum beradasar konotasi term ada 3 rumusan
Hukum berdasar denotasi term ada 4 rumusan
Kaidah silogisme kategorik adalah sbb
a. ( A = B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C ) 
b. ( A = B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
c. ( A = B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
d. ( A ? B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C
e. ( A ? B ) ? ( B = C ) ? ( A ? C )
f. ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C
g. ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )

B. METODE PRAKTIS PENYIMPULAN
 Prinsip penyimpulan praktis dapat dinyatakan dalam bentuk kontrapositif sebagi berikut. Suatu silogisme jika dilukiskan dalam diagram himpulan lebih satu bentuk maka kesimpulannya tidak pasti
( A ? B ) ? ( C = B )
 ? ( A ? C )
( A ? B ) : sebagian yang berbangsa Cina menjadi WNI
( B = C ) : semua yang dimaksud rakyat Indonesia adalah yang menjadi WNI
( A ? C ) : sebagian yang berbagnsa china menjadi rakyat Indonesia.
( A ? B ) ? ( C ? B )
 ? ( A ? C )
( A ? B ) : Semua yang berbangsa cina berbudaya
( C ? B ) : rakyat Indonesia berbudaya
( A ? C ) : Semua yang berbangsa cina…..?.... rakyat Indonesia.
II. SILOGISME BERATURAN
 Proposisi yang dapat satu dalam silogisme adalah proposisi particular inklusif maupun negative dan proposes particular afirmatif maupun negative.
( S = P ) : Proposisi universal afirmatif ekuivalen
( S? P ) : Proposisi universal afirmatif implikasi
( S ? P ) : Proposisi universal negative ekslusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif implikasi
A. BENTUK2 SILOGISME
1. Silogisme Sub-Pre
Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama sebagi subjek dan dalam premis kedua sebagi predikat
(M = P) ? ( S = M ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti, 
(M = P) ? ( S = M ) ? ( S = P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
2. Silogisme Bis-Pre (Silogisme bentuk predikat predikat )
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi predikat dalam kedua premis.
(P = M) ? ( S = M ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(P = M) ? ( S = M ) ? ( S = P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S = M ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( S ? M ) ? ( S ? P )
3. Silogisme Bis-Sub ( silogisme bentuk predikat subjek )
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya menjadi subjek dalam kedua premis.
(M = P) ? ( M = S ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(M = P) ? ( M = S ) ? ( S = P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M = P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(M ? P) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )


4. Silogisme Pre-Sub ( Silogisme bentuk predikat subjek)
 Suatu bentuk silogisme yang term pembandingnya dalam premis pertama sebagai predikat dan dalam premis kedua sebagi subjek.
.(P = M) ? ( M = S ) ? ( S = P )
Ada 13 macam silogisme yang berkesimpulan pasti,
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M = S ) ? ( S = P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P = M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M = S ) ? ( S ? P )
(P ? M) ? ( M ? S ) ? ( S ? P )

B. IKHTISAR SILOGISME BERATURAN
Silogisme kategorik PREMIS PERTAMA
 A = B A ? B A ? B A ? B A ? B
P
R
Ke
2 A = C A = C A ? C A ? C A ? C A ? C
 B ? C A ? C A ? C ? ? ?
 B ? C A ? C A ? C ? ? ?
 B ? C A ? C ? ? ? ?
 B ? C A ? C ? A ? C ? ?

III. SILOGISME TAK BERATURAN
A. ENTIMEMA
Suatu bentuk silogisme yang hanya menyebutkan premis atau kesimpulan saja atau keduanya tetapi ada satu premis yang tidak dinyatakan.
Dia diajukan ke pangadilan karena pengelapan uang Negara.
 ( A ? B ) ? ( A ? C )
 ( A ? B ) : Dia mengelapkan uang Negara
 ( A ? C ) : Dia diajukan ke pengadilan
 Secara lengkap dirumuskan ( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( A ? C )
Dia mengelapkan uang Negara, dan semua mengelapkan uang Negara diajukan kepengadilan maka dia diajukan ke pengadilan
1. bentuk2 entimema
a Entimema dari silogisme yang premis pertamanya ditiadakan
 ( …. ) ? ( A ? B ) ? ( A ? C )
 Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi karena Fajar Bakry telah memenuhi syarat yang ditetapkan fakultas.
b Entimema dari silogisme yang premis keduanya ditiadakan
( A ? B ) ? ( ….. ) ? ( A ? C )
Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi karena mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh fakultas diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi
c Entimema dari silogisme yang kesimpulannya diperkirakan langsung dapat diketahui.
 ( B = C ) ? ( A ? B ) ? ( …. )
karena mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh fakultas diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi, dan Fajar Bakry telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh fakultas.
d Entimema dari silogisme yang premis pertamanya ditiadakan
 ( ….. ) ? ( ….. ) ? (A ? C)
Fajar Bakry diperkenankan mengajukan permohonan penulisan skripsi 
2. Faedah praktis entimema

B. EPIKEREMA
Suatu bentuk silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai alas an.
Kelompok pemeras kaki lima ditahan pemerintah karena menggangu ketenangan masyarakat. Dan remaja putus sekolah kampong X adalah kelompok pemeras kaki lima karena mengikuti “Gali” sebagai pimpinan. Maka, remaja putus sekolah kampong X telah ditahan pemerintah.
( B ? P ) ? ( B ? C )
( A ? G ) ? ( A ? B )
  ? ( A ? C )
( B ? P ) ? ( B ? C ) Kelompok pemeras kaki lima ditahan pemerintah karena menggangu ketenangan masyarakat
( B ? P ) ? ( B ? C ) remaja putus sekolah kampong X adalah kelompok pemeras kaki lima karena mengikuti “Gali” sebagai pimpinan
 ( B ? P ) ? remaja putus sekolah kampong X telah ditahan pemerintah.

C. SORITES
Suatu bentuk silogisme yang premisnya berkait-kaitan lebih dari 2 proposisi pertama dengan salah satu term proposisi terahkir yang keduanya bukan term pembanding.
Semua peserta tes pegawai negeri adalah WNI, dan WNI harus berpancasila, dan semua yang berpancasila tidak berpaham komunis maka semua peserta tes bukan berpaham komunis.
( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( C ? D )
  ? ( A ? D )
Semua A adalah B, dan semua B adalah C, dan semua C bukan D maka semua A bukan D.
1. Syarat2 sorites
a Jika dalam perkaitan itu lingkunan term berjalan dari term yang luas meliputi term yang sempit maka perkaitan selanjutnya tidak boleh dibalik walaupun term tersebut sebagai subjek atau predikat.
  (Y = Z)
  (X ? Y)
  (R ? X)
(X ? R)
(S ? Z)

b Jika dalam perkaitan itu lingkunan term berjalan dari term yang sempit meliputi term yang luas maka perkaitan selanjutnya tidak boleh teribalik walaupun term tersebut sebagai subjek atau predikat.
  (X ? Y)
  (Y = Z)
  (R ? Z)
(R = S)
(S ? X)
c Jika dalam perkaitan itu ada negasimaka yang menegasikan atau yang dinegasikan harus term yang lebih luas.
  (X = Z)
  (R ? Z)
  (R ? S)
(S ? X)
d Jika dalam perkaitan itu tiap proposisi sebagai premis berbentuk ekuivalen maka sampai proposisi tak terhingga pun kesimpulannya tetap berbentuk ekuivalen.
  (A = B)
  (B = C)
  (D = C)
(A = D)
2. macam2 sorites
a Sorities Progresif ( Aristotelian sorities )
Perbincangan mengarah maju dari term yang tersempit sampai pada yang terluas, sedangkan kesimpulannya adalah hubungan antara subjek dari premis pertama dengan predikat dari premis terahkir.
( A ? B ) ? ( B ? C ) ? ( C ? D )
  ? ( A ? D )
Jika manusia adalah rasional, sedang apa yang rasional adalah spiritual ( rohani ), dan apa yang spiritual tidak akan mati. Jadi jiwa manusia tidak akan mati.
Semua A adalah B, semua B adalah C, semua C bukan D, semua A bukan D
b Sorites progresif / sorites Goklenius ( Goclenian sorites )
Perbincangan mengarah balik dari term yang terluas menuju yang tersempit, sedangkan kesimpulannya adalah hubungan antara subjek dari premis terahkir dengan predikat dari premis pertama.
  ( B = A ) ? ( C = B ) ? ( D ? C ) ? ( E ? D )
  ? ( E ? A )
Setiap yang dikaruniai naluri mempunyai reaksi spontan, setiap hewan dikaruniai naluri, dan semua manusia adalah hewan, sedangkan saddam husain adalah seorang manusia. Jadi kesimpulannya saddam husain mempunyai reaksi spontan.
Semua B adalah A, semua C adlah B,semua D adalah C,semua E adalah E. jadi E adalah A
3. Faedah praktis sorites
Sorites berarti tumpukan sehingga penalarannya dapat diartikan: suatu bentuk penyimpulan yang bertumpuk2.
D. POLISOLIGISME
Bentuk penyimpulan berupa perkaitan silogisme sehingga kesimpulan silogisme sebelumnya menjadi premis pada sologisme selanjutnya.
(A ? B)
  (B ? C)
  (A ? C)
(C ? D)
(A ? D)
Jika semua warga PDI adalah WNI, dan semua WNI harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa maka semua wara PDI harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa tidak beraliran komunis maka warga PDI tidak beraliran komunis.

bab 5 penyimpulan langsung

AB V
PENYIMPULAN LANGSUNG
I. PENALARAN OPOSISI
1. OPOSISI SIMPEL
Oposisi yang berupa hubungan logic antara 2 pernyataan tunggal atas dasar term yang sama, tetapi berbeda kualiatas atau kuantitas.
Mis, semua koruptor dihukum
Pernyataan tunggal yang diperbandingkan atau dihubungkan dalam oposisi sederhana atau oposisi simple dibedakan,
a. Proposisi universal afirmatif
Ax.Px : semua P mis, semua kesenian Indonesia modern
b. Proposisi universal negative
Ax.-Px : semua bukan P. mis, semua bukan kesenian Indonesia modern
c. Proposisi partikular afirmatif
Ex.Px : ada yang P, mis, ada mahasiswa penerima beasiswa
d. Proposisi partikular negative
Ex.-Px : ada yang bukan P, mis, ada yang bukan mahasiswa penerima beasiswa.
2. AT POSISI SIMPEL
Berdasarkan perbedaan dan persamaan anatar kuantitas dan kualitas dapat dibedakan,
a. Oposisi kontrarik
Pertentangan 2 pernyataan universal atas dasar satu term yang sama tetapi berbeda kualitasnya.
Ax.Px : Ax.-Px semua adalah P : semua bukan P.
Hukumnya
- apabila pernyataan yang satu diakui benar maka yang lain pasti salah (B:S)
- apabila pernyataan satu diakui salah maka yang lain dapat benar dapat juga salah (S: ? )
b. Oposisi subkontrarik
Pertentangan 2 pernyataan partikular atas dasar satu term yang sama tetapi berbeda kualitasnya. Disebut juga subkontrari
Ex.Px : Ex.-Px sebagian P adalah bukan P
Hukumnya 
i. apabila pernyataan yang satu salah yang lain dapat diakui benar (S:B)
ii. apabila pernyataan satu benar maka yang lain dapat benar dapat pula salah (B: ? )
mis, : Ex.Px sebagian adalah SH
  Ex.-Px sebagian buka SH
c. Oposisi kontradiktorik
Pertentangan 2 pernyataan atas dasar satu term yang sama tetapi berbeda kuantitsa dan kualitasnya. Disebut juga kontradiksi.
Ax.Px > <> < Ada yang bukan P
Ax.-Px > <> < Ada yang P
Hukumnya, 
i. apabila pernyataan yang satu diakui benar maka yang lain pasti salah (B:S)
ii. apabila pernyataan yang satu diakui salah maka yang lain pasti benar (S:B)
mis, Ax.Px : Semuanya adalah mahasiswa penerima beasiswa
  Ex.-Px : Ada sebagian bukan mahasiswa penerima beasiswa
d. Oposisi subalternasi
Pertentangan 2 pernyataan atas dasar satu term yang sama dan berkualitas sama tetapi berbeda dalam kuantitasnya. Dibedakan dalam,
i. Subimplikasi
Hubungan logic pernyataan particular terhadap pernyataan universal atas dasar term yang sama serta kualitas yang sama
Ex.Px : Ax.Px
Ex.-Px : Ax.-Px
Hukumnya
- apabila pernyataan particular diakui salah maka yang universal pasti ikut salah (S:S)
- apabila pernyataan particular diakui benar maka yang universal tidak diketahui benar atau salah (B:?)
ii. Superimplikasi 
Hubungan logic pernyataan universal terhadap pernyataan partikular atas dasar term yang sama serta kualitas yang sama.
Ax.Px : Ex.Px
Ax.-Px : Ex.-Px 
Hukumnya
- apabila pernyataan universal diakui benar maka yang partikular pasti benar juga (B:B)
- apabila pernyataan universal salah maka yang partikular tidak diketahui benar atau salah (S:?)
3. IKHTISAR OPOSISI SIMPEL
a. Segi Empat Oposisi
Dari ke4 macam hubungan logic yang berbentuk pertentangan diatas atau berbentuk hubungan logic secara terperinci ada lima, yaitu kontrari, subkontrari, kontradiktory, subimplikasi, dan superimplikasi.
Ikhtisar oposisi sederhana
Oposisi sederhana Ax.Px Ax.-Px Ex.Px Ex.-Px
Ax.Px Benar 
Salah ------
------ Benar 
Salah
Ax.-Px Benar 
Salah ------
------  
Ex.Px Benar 
Salah ------
------ 
Ex.-Px Benar 
Salah Benar 
Salah ------
------
b. Negasi Kontradiksi
Bentuk kontradiksi yang merupakan inti dari oposisi, yaitu.
Ax.Px> <> < Ax. –Px
Benar salah salah benar
Salah benar benar salah
( Ax.Px ) ? - ( Ex. –Px )
Contoh : semuanya akan hancur, berarti tidak ada yang tidak hancur
( Ax.Px ) ? - ( Ex. Px )
Contoh : semuanya tidak korupsi, berarti juga tidak ada yang korupsi
Negasi kontradiksi
Ax.Px ? - Ex.. –Px : semua P berarti tidak ada yang tidak P
-Ax.Px ? -Ex.. –Px : tidak semua adalah P berarti ada yang bukan P
Ex.Px ? - Ex.. –Px : ada yang P berarti tidak semua bukan P
-Ax.Px ? Ex.. –Px : tidak ada yang P berarti semua bukan P
Mis, semuanya adalah SH sama nilainya dinyatakan tidak ada satupun yang tidak SH
c. Penyimpulan Superimplikasi
Superimplikasi
Ax.Px ? Ex.Px
Ax.-Px ? Ex.-Px
Jika keseluruhannya benar maka bagian2 dalam keseluruhan itu juga benar jika semuanya bersifat P maka bagian2 dalam keseluruhan itu juga bersifat P.
4. OPOSISI KOMPLEK
Oposisi yang berupa hubungan logic antar 2 pernyataan atas dasar 2 term yang sama sebagai subjek dan predikat.
Mis, Setiap warga Negara sama kedudukannya dalam hokum dan pemerintah, dihubungkan atau dibandingkan: ada warga Negara yang tidak sama kedudukannya dalam hokum dan pemerintah.
Dibedakan menjadi,
a. Oposisi parallel 
Merupakan hubungan logic antara 2 pernyataan particular dengan 2 term yang sama tetapi berbeda kualitasnya. Ex(Sx ? Px) : Ex ( Sx ? -Px )
Hukumnya
Kebenaran bagi yang satu berarti kebenaran bagi yang lain (B:B) demikian kesalahan yang satu berari pula kesalahan bagi yang lain. (S : S ).
b. Oposisi kontradiktorik
Merupakan pertentangan antara 2 pernyataan dengan dasar term yang sama namun berbeda kuantitas maupun kualitasnya.  
Ax (Sx ? Px) > < Ex ( Sx ? -Px )
Ax (Sx ? - Px) > < Ex ( Sx ? Px )
Hukumnya
Kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi yang lain (B:S) demikian kesalahan yang satu berari pula kebenaran bagi yang lain. (S : B ).
c. Oposisi ekslusif
Merupakan pertentangan antara 2 pernyataan universal kategorik yang berbeda kualitas atau pertentangan 2 pernyataan yang berkualitas sama tetapi berbeda kuantitasnya.
Ax (Sx ? Px) : Ex ( Sx ? -Px )
Ax (Sx ? Px) : Ex ( Sx ? Px )
Ax (Sx ? -Px) : Ex ( Sx ? - Px )
Hukumnya
Kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi yang lain (B:S) namun kedua-duanya dapat juga salah (S : ? ).
Penyimpulan sederhana
Negasai kontradiksi merupakan kelanjutan pertentangan berbentuk kontradiksi yang diingkari salah satu bagiannya, sedang penyimpulan implikasi merupakan hubungan loik antara keseluruhan dan bagian yang tidak dipertentangkan.
1. Negasi Kontradisi
2 pernyataan yang kontradiksi jika salah satu diingkari akan mewujudkan suatu persamaan arti.
Ax ( Sx ? Px ) ? -Ex (Sx ? -Px )
- Ax ( Sx ? Px ) ? Ex (Sx ? -Px )
Ex ( Sx ? Px ) ? -Ax (Sx ? -Px )
- Ex ( Sx ? Px ) ? -Ax (Sx ? -Px )
Mis, setiap warga Negara mendapat keduduan sama dalam hokum dan pemerintahan sama artinya tidak ada satu pun warga Negara yang tidak mendapat kedudukan sama dalam hokum dan pemerintahan.
2. penyimpulan implikasi
jika suatu keseluruhan empunyai sifat tertentu maka bagan dari keseluruhan itu juga mempunyai sifat tersebut dan jika mengingkari maka bagiannya pun mengingkari.
Ax ( Sx ? Px ) ? Ex (Sx ? Px )
Ax ( Sx ? - Px ) ? Ex (Sx ? -Px )
Mis, jika” semua peserta ujian logika dapat niali baik” maka “ sebagian dari peserta ujian logika dapat nilai baik.

II. PENALARAN EDUKSI
Edukasi merupakan bentuk penyimpulan langsung dari suatu proposisi ke proposisi lain dengan pengolahan term yang sama. Secara sederhana ada 3 macam,
( 1 ) Konversi ( menukar kedudukan kedua komponen )
( 2 ) Inversi ( menegasikan kedua komponennya )
( 3 ) Kontraposisi ( menukar dan menegasikan ke2 komponennya ).
Proposisi sebagai pangakal pikirnya ada 7 macam proposisi berhimpunan yang merupakan penjabaran dari 4 macam proposisi kategorik,
( S = P ) : semua S adalah P
( S? P ) : semua S adalah P 
( S ? P ) : semua S bukan P
( S ? P ) : sebagian S adalah P 
( S ? P ) : sebagian S adalah P 
( S - P ) : sebagian S bukan P
( S ? P ) : sebagian S bukan P
A. PENALARAN KONVERSI
Penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat tanpa mengubah makna yang dikandung.
Dalam konversi, proposisi sebagai premis disebut konvertend, sedangkan sebagai kesimpulan disebut konvers.
1. Konversi Sama Kualitas
 Proposisi kategorik yang dikonversikan tetap sama kuantitasnya atau tidak ada perubahan, 
a. (S = P) = (P = S ) semua S adalah P maka semua P adalah S.
 Semua manusia berakal budi maka semua yang berakal budi adalah manusia
b. ( S ? P ) = ( P ? S ) semua S bukan P maka semua P bukan S
semua rakyat Indonesia tidak boleh mengikuti ajaran komunis maka ajaran komunis tidak boleh diikuti oleh warga negara indonesia.
c. ( S ? P ) = ( P ? S ) sebagian S adalah P maka sebagian P adalah S.
Sebagian WNI adalah keturunan asing berarti sebagian keturanan asaing adalah WNI.
2. Konversi Beda Kualitas
a. (S ? P) = (P ? S ) semua S adalah P berati sebagian P adalah S.
Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dapat disimpulkan bahwa sebagian yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa adalah rakyat indonesia
b. ( S ? P ) = ( P ? S ) sebagian S adalah P berarti semua P adalah S
Sebagian rakyat Indonesia adalah warga PDI berarti semua warga PDI adalah rakyat indonesia.
3. Kaidah Komulatif
 ( S ? P ) = ( P ? S ) kaidah ini disebut kaidah komutatif
Dibaca perpotongan S dan P adalah sama dengan perpotongan P dan S, ada S yang P berate ada P yang S.
Ada pejabat pemerintah yang SH berarti juga ada SH yang pejabat pemerintah
B PENALARAN INVERSI
 Jenis penyimpulan langsung dengan cara mengasikan subjek dan predikat pada suatu proposisi dinamakan inversi. Proposisi semula sebagai premis disebut inverted, sedang proposisi kedua sebgai kesimpulan disebut invers. Jadi invers adalah kesimpulan bentuk inversi. 
1. Inverse penuh 
Mengasikan sebjek dan predikat dari proposisi semula.
(S = P) ? (-S =-P )
2. Inversi Sebagian
Menegasikan subjek dan menetapkan predikat dari proposisi semula
(S ? P) = (P ? S ) inversi penuh
Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dapat disimpulkan bahwa sebagian yang bukan rakyat indonesia tidaklah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
 (S ? P) = (P ? S ) inversi sebagian
Semua rakyat Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dapat disimpulkan bahwa sebagian yang bukan rakyat indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernyataan yang dinegasikan 2 kali dapat disederhanakan menjadi pernyataan afirmatif, mis, (-P) =(P): non non P adalah P.
Selanjutnya dikemukakan semua proposisi yang diinversikan.
a. (S = P) ? (-S = -P )
 ? (-S ? P )
Jika “ semua S adalah P” maka “semua non S adalah non P
Jika diketahui” semua segitiga yang salah satu sudutnya 90? adalah segitia siku2” maka dapat disimpulkan semua segitiga yang tidak salah satu sudutnya 90? adalah bukan segitiga siku2”
b. (S ? P) ? (-P ? -S ) 
  ? ( -S ? P ) 
Jika’ semua S adalah P” maka “sebagian non S adalah non P”
Semua peserta bimbingan tes perintis ingin masuk PTN” maka dapat disimpulkan “sebagian yang yang bukan peserta bimbingan tes perintis tidak ingin masuk PTN”
(S ? P) ? ( -S ? P )
Jika “ semua S adalah P” maka “sebagian non S adalah P
Sebgaian yang bukan peserta bimbingan tes perintis adalah masuk PTN”
c. ( S ? P ) ? ( -S ? P )
? ( -S - P )
Jika’ semua S bukan P” maka “sebagian bukan S adalah bukan P”
Semua rakyat Indonesia tidak boleh mengikuti ajaran komunis dapat disimpulkan ada yang bukan rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis atau sebagian yang bukan rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis
( S ? P ) ? ( -S E P )
Jika’ semua S bukan P” maka “ada yang bukan S adalah P”
Ada sebagian yang bukan rakyat Indonesia mengikuti ajaran komunis
d. ( S ? P ) ? ( -S ? -P )
  ? ( -S -P )
Jika’ sebagian S adalah P” maka “ada yang bukan S adalah bukan P”
Sebagian SH ada yang ahli plitik maka dapat disimpulkan ada sebagian SH adalah bukan ahli politik.

( S ? P ) ? ( -S ? P )
Jika’ sebagian S adalah P” maka “ada yang bukan S adalah P”
Sebagian yang bukan SH adalah ahli politik.
e. ( S ? P ) ? (- P ? -S )
  ? ( -S ? P )
Jika’ sebagian S adalah P” maka “semua yang bukan S adalah bukan P”
Sebagian makhluk hidup diwajibkan berbakti kepada Tuhan dapat disimpulkan semua yang bukan makhluk hidup tiodak diwajibkan berbakti kepada Tuhan
f. ( -S - P ) ? (-S -P )
? ( -S ?- - P )
? ( -S ? P )
Jika’ ada S yang bukan P” maka “ada yang bukan S bukanlah bukan P”
Ada pejabat pemerintah yang pola hidupnya tidak mencerminkan sifat2 kepemimpinan maka dapat disimpulkan Ada yang bukan pejabat pemerintah yang pola hidupnya tidaklah tidak mencerminkan sifat2 kepemimpinan ya berarti juga Ada yang bukan pejabat pemerintah pola hidupnya mencerminkan sifat2 kepemimpinan
g. ( S - P ) ? (-S -P )
? ( -S ? - P )
Jika’ ada S yang bukan P” maka “ada yang bukan S bukan P”
Ada yang bukan pejabat pemerintah pola hidupnya tidak mencerminkan sifat2 kepemimpinan
h. ( S ? P ) ? (-S ? - P ) 
  ? ( -S ? P ) 
Jika’ sebagian S bukan P” maka “semua bukan S adalah bukan P”
Sebagian yang disebut badan benda hidup ada yang bukan manusia maka dapat disimpulkan semua yang bukan badan benda hidup adalah bukan manusia
C. PENALARAN KONTRAPOSISI
Cara menukar kedudukan subjek dan predikat serta mengasikan dinamakan kontraposisi
Jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek serta menegasikan dianamka kontraposisi. 
Kontraposisi penuh ialah menukar kedudukan subjek dan predikat serta mengasikan ke2nya dari proposisi semula atau sering dikatakan kontraposisi penuh adalah diingkari.
( S = P) ? (-P = -S)
Kontraposisi sebagian adalah menukar kedudukan subjek dan predikat srta hanya menegasikan predikat proposisi semula menjadi subjek dalam kesimpulan.
( S ? P) ? (-P ? -S) kontraposisi penuh
Semua rakyat Indonesia tidak berpaham komunis, dapat disimpulkan sebagian yang tidak berpaham komunis bukan rakyat Indonesia. 
( S ? P) ? (-P ? S) kontraposisi sebagian
Semua rakyat Indonesia tidak berpaham komunis, dapat disimpulkan sebagian yang tidak berpaham komunis adalah rakyat Indonesia.
Propoisi yang dikontraposisikan, baik secara penuh yaitu diingkari keduanya atau secara sebagian, yaitu hanya diingkari subjek kesimpulannya
1. (S = P) ? (-P = -S )
? (-P ? S )
Jika “ semua S adalah P” maka “semua non P adalah non S
Jika diketahui “ makhluk yang berakal budi adalah berbudaya maka dapat disimpulkan “ makhluk yang tidak berbudaya adalah tidak akan berakal budi
2. (S ? P) ? (-P ? -S )
  ? (-P ? -S )
Jika “ semua S adalah P” maka “semua non P adalah non S
Jika diketahui “ Negara Indonesia adalah Negara berdasar atas hokum” berarti “ Negara yang tidak berdasar atas hukum bukan Negara Indonesia.
3. (S ? P) ? (-P ? -S )
? (-P -S )
Jika “ semua S bukan P” maka “sebagian bukan P bukanlah S
Jika diketahui” semua ajaran pancasila tidak mensekutukan Tuhan” dapat disimpulkan “ sebagian yang tidak menyekutukan Tuhan adalah bukan ajaran pancasila”.
(S = P) ? (-P = -S )
? (-P ? S )
Jika “ semua S bukan P” maka “sebagian bukan P adalah S
sebagian yang tidak menyekutukan Tuhan adalah ajaran pancasila”.
4. (S ? P) ? (-P ? -S )
? (-P -S )
Jika “ semua S bukan P” maka “sebagian bukan P adalah S
Ada warganegara Indonesia yang ketuturanan cina dapat disimpulkan “ ada yang bukan keturanan cina adalah bukan warganegara Indonesia.
(P ? -S) ? (-P ? -S )
Jika “ sebagian S adalah P” maka “sebagian yang bukan P adalah bukan S
Sebagian bukan keturanan cina adalah warganegara Indonesia.
5. (S ? P) ? (-P ? -S )
? (-P ? S )
Jika “ ada S yang P” maka “ada yang non P yang non S
Sebagian organisme adalah manusia dapat disimpulkan ada sebagian yang bukan manusia adalah bukan organisme
(S ? P) ? (-P ? S )
Jika “ ada S yang P” maka “ada yang non P yang S
sebagian yang bukan manusia ada yang organisme
6. (S - P) ? (-P -S )
? (-P ?- - S )
? (-P ? S )
Jika “ ada S bukan P” maka “ada yang non P bukan non S yang berarti sebagian non P adalah S
Ada guru SMA yang bukan sarjana pendidikan berarti ada yang bukan sarjana pendidikan adalah guru SMA.
(S - P) ? (-P -S )
Jika “ sebagian S bukan P” maka “sebagian bukan P bukan S
ada yang bukan sarjana pendidikan bukan guru SMA.
7. (S ? P) ? (-P ? -S )
? (-P ? S )
Jika “ ada S yang bukan P” maka “ada yang bukan P adalah bukan S 


D. IKHTISAR EDUKSI
Edukasi Konversi Inverse (? ) Kontraposisi (? )
P
R
E
M
I
S (S = P)
(S ? P)
(S ? P)
(S ? P)
(S ? P)
(S - P)
(S ? P) (P = S)
(P ? S)
(P ? S)
(P ? S)
(P ? S)
 ----
---- (-S = -P)
(-S ? -P)
(-S ? -P)
 (-S ? -P)
(-S ? -P)
 (-S .- P)
(-S ? -P) ----
(-S ? P)
(-S ? P)
(-S ? P)
----
 (-S .- P)
--- (-P = -S) 
(-P ? -S)
 (-P ? -S)
(-P ? -S)
 (-P ? -S) 
(-P . -S)
(-P ? -S) ----
 ----
 (-P ? S)
 (-P ? S)
(-P ? S)
(-P . -S)
(-P ? S)

bab 4 proposisi kategorik

BAB IV
PROPOSISI KATEGORIK
I. UNSUR DASAR PROPOSISI
Adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubugan 2 tem sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar dan salah. Mis, semua organisme berkembang biak. S adalah organisme dan P adalah berkembang biak.
A. 4 UNSUR PROPOSISI
1. Term sebagai subjek, 
Hal yang diterangkan dalam pernyataan disimbolkan S
2. Term sebagai predikat
Hal yang menerangkan dalam pernyataan disimbolkan P.
3. Kopala
Hal yang mengungkapkan adanya hubungan antara subjek dan predikat.
4. Kuantor
Pembilang yang menunjukan lingkungan yang dimaksudkan oleh subjek.
Pendapat adalah hubungan 2 konsep yang mempunyai nilai benar dan salah.
B. TERM SEBAGAI SUBJEK
Secara sederhana dapat dibedakan dalam
1. Subjek universal
Mencakup semua dimaksud oleh subjek. Mis, semua mahasiswa Indonesia
Ax.Sx atau Vx.Sx dibaca semua x dimana S berlaku untuk x atau semua x.
2. subjek particular
mencakup sebagian dari keseluruhan yang disebutkan oleh subjek. Mis, ada mahasiswa Indonesia.
Ex.Sx atau ?x.Sx dibaca ada x dimana S berlaku untuk x atau sebagian x, x bersifat S.
C. TERM SEBAGAI PREDIKAT
Dibedakan antara 
1. Predikat Afirmatif
Sifat mengiyakan adanya hubungan predikat dengan subjek dirumuskan “ adalah P “. Mis, semua peserta kuliah logika “ rajin belajar “.
Px, dibaca sifat P berlaku untuk x atau x bersifat P.
2. predikat negative
sifat mengingkari adanya hubungan predikat dengan subjek atau sifat meniadakan hubungan subjek dengan predikat. Dirumuskan “ bukan P “.
Mis, sebagian peserta kuliah logika “ tidak rajin belajar “.
D. PROPOSISI KATEGORIK
1. Subjek universal dan predikat afirmatif
Mis, “ semua rakyat Indonesia ber-Ketuhanan yang maha Esa “ disebut Proposisi universal afirmatif. Dirumuskan x(Sx ? Px) dibaca semua S adalah P.
2. Subjek universal dan predikat negative
Mis, “ Semua rakyat Indonesia tidak berpaham komunis “ disebut dengan Proposisi universal negative. Dirumuskan x(Sx ? -Px) dibaca semua S bukan P.
3. subjek particular dan predikat afirmatif 
mis, “Sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing “ disebut proposisi particular afirmatif. Dirumuskan ?x (Sx ^ Px ) dibaca ada S yang P  
4. Subjek particular dan predikat negative 
Mis, “Sebagian rakyat Indonesia tidak beragama islam “ disebut proposisi particular negative. Dirumuskan ?x (Sx ^ -Px ) dibaca ada S yang P

II. 4 MACAM PROPOSISI
A. PROPOSISI UNIVERSAL AFIRMATIF ( pernyataan umum mengiyakan )
Pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat. Disebut propossisi A ( latin “ Affirmo “).
Mis, Semua rakyat Indonesia ber-ketuhanan yang maha Esa
 ? ( Sx ? Px ) untuk semua x jika S berlaku untuk x maka P berlaku untuk x atau “ semua S adalah P “.
 Symbol ? dibaca jika…… maka…..
Berdasarkan perbandingan atau hubungan luas term,
1. Proposisi universal afirmatif ekuivalen
Pernyataan umum mengiyakan yang antara subjek dan predikat merupakan suatu persamaan. Mis, semua warga Negara Indonesia adalah rakya Indonesia. Dsimbolkan (S=P) “S identik dengan P
S (S=P) : S identik dengan P ;
  Semua S adalah P
  Semua S bersifat P

2. Proposisi universal afirmatif ekuivalen
Pernyataan umum mengiyakan semua yang subjek merupakan bagian dari predikat.
Mis, setiap warga Negara Indonesia ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dirumuskan S adalah P dan Sebagian P adalah S, S ? P dibaca “S bagian dari P “
S ? P dibaca “S identik dengan P “
semua S adalah P
semua S bersifat P


B. PROPOSISI UNIVERSAL NEGATIF ( pernyataan umum mengingkari )
Pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat. Disebut dengan proposisi E ( huruf latin negO yang berarti mengingkari.)
Mis, rakyat Indonesia tidak boleh mengikuti ajaran komunis
Semua S bukan P dirumuskan
?x ( Sx ? -Px ) untuk semua x jika S berlaku untuk x maka non P berlaku untuk x dibaca “semua S bukan P’
C. PROPOSISI PARTIKULAR AFIRMATIF ( pernyataan khusus mengiyakan )
Pernyataan bersifat khusus yang megiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat. Disebit proposisi I ( bahasa latin affirmo yang berarti megiyakan )
Mis, sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.
Diabstraksikan sebagian S adalah P atau ada S yang P atau beberapa S adalah P
? x ( Sx L Px ) ada x dimana S berlaku untuk x dan P berlaku untuk x atau ada S yang P atau sebagian S yang P.
Berdasarkan perbandingan luas term,
1. Proposisi particular afirmatif inklusif
Pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian predikat.
Mis sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.
Dirumuskan ada sebagian S yang P dan ada sebagian P yang S, ( S ? P) dibaca S berpotongan dengan P.
2. Proposisi particular afirmatif implikasi
Pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan suatu predikat.
Mis, sebagian rakyat Indonesia adalah warga PDI
Dirumuskan sebagian S adalah P dan semua P adalah S, ( S ? P ), “ S meliputi P atau sebagian S adalah P. 
( S ? P ) = ( P ? S )
D. PROPOSISI PARTIKULAR NEGATIF ( pernyataan khusus mengingkari )
Pernyataan bersifat khusus yang menginkari adanya hubungan antara subjek dan predikat. Disebut proposisi O ( huruf ke 4 lati negO artinya mengingkari ).
Mis, sebagian rakyat Indonesia bukan keturunan asing.
Diabstraksikan sebagian S buka P atau ada S yang bukan P
? x ( Sx d Px ) ada x dimana S berlaku untuk x dan non P berlaku untuk x atau ada S yang P atau ada S yang bukan P atau sebagian S buka P.
Berdasarkan perbandingan luas term
1. Proposisi particular negative inklusif
Pernyataan khusus yang mengingkari yang sebagian subjek tidak merupakan bagian dari predikat.
Mis, ada sebagian sarjana hokum yang ahli politik dan ada sebagian Sarjana hokum yang bukan ahli politik
( S – P ) dibaca selisih perpotongan S dan P.
Jika ada proposisi ( S ? P) pastia ada proposisi ( S – P ) demikian sebaliknya.
2. Proposisi particular negative implikasi
Pernyataan khusus mengingkari yang sebagian dari subjek tidak merupakan predikat.
Mis, sebagian manusia buka bangsa Indonesia.
( SP) elisih S meliputi P.
ada proposisi (S ? P ) pasti ada proposisi ( S ? P ) ndemikain sebaliknya.
III. PROPOSISI KATEGORIK DAN TUNGGAL
Berdasarkan materi yang terkandung dibedakan dalam
Proposisi A : universal afirmatif
  ? ( Sx ? Px ) “ semua S adalah P
Proposisi E : universal negative
  ?x ( Sx ? -Px ) “semua S bukan P’
Proposisi I : particular affirmative
  ? x ( Sx L Px ) ada S yang P
Proposisi O : particular negative
  ? x ( Sx d Px ) ada S yang bukan P
Berdasarkan perbandingan term atau luas term sebagi subjek dan predikat yang dihubungkan 
( S = P ) : Proposisi universal afirmatif ekuivalen
( S? P ) : Proposisi universal afirmatif implikasi
( S ? P ) : Proposisi universal negative ekslusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif implikasi
( S - P ) : Proposisi partikular negative inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular negative implikasi
A. PROPOSISI TUNGAL
Berdasarkan kuantitas dan kualitas Proposisi dibedakan,
1. Propoisis universal afirmatif
Mis, semua adalah rakyat Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dirumuskan x.Px dibaca semuanya adalah P
2. Propoisis universal negative
Mis, Semua bukan rakyat Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Dirumuskan ? x.Px dibaca semuanya bukan P
3. Propoisis particular afirmatif
Mis, sebagiannya adalah rakyat Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Dirumuskan ? x.Px dibaca sebagiannya adalah P
4. Propoisis universal afirmatif
Mis, sebagiannya bukan rakyat Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Dirumuskan ? x.Px dibaca sebagiannya bukan P
B. PROPOSISI DALAM PENALARAN
Dalam logika yang khusus penalaran kategorik dibedakan,
1. Penalaran dalam bentuk pertentangan
2. Penalaran dalam bentuk persamaan
3. Penalaran dalam bentuk penyimpulan
Bentuk2 Proposisi sebagai pangkal pikir penalaran kategorik baik berkuator dan berhimpun adalah sbb,
Proposisi tunggal berkuantor,
? .x.Px : proposisi universal afirmatif
? .x.-Px : proposisi universal negatif
? .x. Px : proposisi partikular afirmatif
? .x. –Px : proposisi partikular negative
Proposisi kategori berkuantor ( berkuantor dan berhimpunan ),
PS : proposisi universal afirmatif
?x ( Sx ? Px ) : proposisi universal afirmatif
?x ( Sx ? -Px ) : proposisi universal negatif
? x.. ( Sx L Px ) : proposisi partikular afirmatif
? x ( Sx L -Px ) : proposisi partikular megatif
Proposisi kategorik berhimpunan
( S = P ) : Proposisi universal afirmatif ekuivalen
( S? P ) : Proposisi universal afirmatif implikasi
( S ? P ) : Proposisi universal negative ekslusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular afirmatif implikasi
( S - P ) : Proposisi partikular negative inklusif
( S ? P ) : Proposisi partikular negative implikasi

bab 3 analisa dan definisi

BAB III
ANALISIS DAN DEFINISI
I. ANALISIS ATAU PEMBAGIAN
A. PENGERTIAN ANALISIS
Secara umum disebut dengan pembagian. Dalam logika, berarti pemecahbelahan atau penguraian secara jelas berbeda kebagian2 dari suatu keseluruhan.
B. MACAM2 ANALISIS
1. ANALISIS LOGIK
Pemecahan belahan sesuatu ke bagian2 yang membentuk keseluruhan atas dasar tertentu
a. analisis universal
merupakan pemerincian atau penguraian suatu genus dibagi kedalam semua spesiesnya atau juga dirumuskan pemecahbelahan term umum ke term2 khusus. Mis, hewan dibagi atas manusia, gorilla, kerbau.
b. analisis dikotomi
merupakan pemecahan belahan sesuatu dibedakan menjadi 2 kelompok yang saling terpisah, satu term positif yang lain term negative. Mis, ilmu dibedakan atas eksakta dan non eksakta.
2. ANALISIS REALIS
Pemecahbelahan berdasaran susunan benda yang merupakan keastuan atau atas dasar sifat perwujudan bendanya.
a. Analisis esensial
Pemecahbelahan sesuatu hal ke unsure dasar yang menysusnnya. Mis manusia dibagi atas jiwa dan raga
b. Analisis aksidental
Berdasarkan sifat2 yang menyertai perwujudannya. Mis, kucing dapat putih, coklat, hitam dan warna lainnya.
C. HUKUM2 ANALISIS
Petunjuk untuk mengadakan analisis secara ideal.
1. Analisis atau pembagian harus berjalan menurut sebuah asas tunggal, yakni harus mengikuti prinsip atau sudut pandang yang sama. Mis, menganalisis bangunan gedung menurut asas fungsi tidak boleh beralih menurut gaya arsitekturnya.
2. harus lengkap dan tuntas, yakni spesies2 yang merupakan bagian2 penyusunnya apabila dijumlahkan harus sama dengan genusnya.
3. harus jelas terpisah antar bagiannya, yakni spesies2 penyusun genus terpisah yang satu dengan yang lain.

II. KLASIFIKASI ATAU PENGGOLONGAN
A. PENGERTIAN KLASIFIKASI
Yakni dari sesuatu yang yang beraneka ragam coraknya menuju kearah keseluruhan yang sistematik dan bersifat umum sampai terciptanya genus tertinggi.
B. MACAM2 KLASIFIKASI
1. Kodrati
Ditentukan oleh susunan kodrati, sifat2 dan atribut2 yang dapat ditemukan dari bahan2 yang tengah diselidiki. Mis, klasifikasi kodrati dar tumbuhan akan didasarkan atas system filogenetika atau keturunan bersama
2. buatan 
oleh sesuatu maksud yang praktis dari seseorang. Mis, pembuatan daftar nama2 tumbuhan secara abjad.
3. diagnostic
gabungan dari tidak sepenuhnya kodrati dan buatan.
C. HUKUM2 KLASIFIKASI
Herbert L. Searles_ Logic and Scientific Methode : An Introductory Course.
1. Harus hanya ada satu asas tertentu
2. harus sampai tuntas dan jelas
3. unsur2 sebagai bagian untuk mnyusun konsep universal harus jelas terpisah satu dengan yang lain

III. DEFINISI ATAU PENJELASAN
Berasal dari kata latin Definire artinya menandai batas2 pada sesuatu, dapat diartikan sebagai penjelasan apa yang dimaksud oleh sesuatu term atau dengan kata lain ialah suatu pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term.
Secara garis besar dibedakan dalam :
A. DEFINISI NOMINALIS
Penjelaswan sebuah istilah dengan kata lain yang lebih umum dimengerti.
1. Definisi Sinonim
Dengan memberikan persamaan kata yang lebih dimenegrti. Mis, damapk adalah pengaruh yang menbawa akibat, arca adalah patung.
2. Definisi Simbolik
Memberi persamaan pernyataan berbentuk simbol2. mis
(P?Q) ? -(P?-Q) jika p maka q, didefinisikan non (p dan non q )
(A ? B ) ? ? x ( x ? A ? x ? B) A adalah bagian B, didefinisikan untuk semua x jika x anggota A maka x anggota B
3. Definisi Etimologik
Dengan cara memberikan asal mula istilahnya. Mis, demokrasi dari asal kata “ demos “ berarti rakyat, “kratos/kratein” berarti kekuasaan/ berkuasa.
4. Definisi Sematik
Penjelasan suatu tanda dengan arti atau makna yang telah terkenal, mis
Tanda ? berarti maka atau jadi
 Tanda ? berarti jika….maka….
Tanda ? berarti bila dan hanya bila
  Jika hanya……maka….
5. Definisi stipulatuf
Pemberian nama atas dasar kesepakatan bersama. Mis planet tetentu disebut Mars
6. Definisi denotative
Penjelasan istilah dengan cara menunjukkna atau memberi contoh suatu benda atau hal yang termasuk dalam cakupan istilah tertentu. Mis, jagung, padi dll.
- Definisi ostensit
Memberi batasan sesuatu istilah dengan memberi contoh. 
- Definisi enumeratif
Memberi batasan sesuatu istilah dengan memberi perincian satu demi satu secara lengkap. Mis, propinsi di Indonesia adalah prop jatemg, diy, dki samapi terahkir papua barat
Syarat2 definisi nominalis
- Apabila sesuatu kata mempunyai sesuatu arti tertentu.
- Jangan mengunakan kata untuk mendefinisikan jika tidak tahu.
- Apabila arti dan pengertian sesuatu istilah menjadi suatu objek pembicaraan.
B. DEFINISI REALIS
Penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu istilah.
1. Definisi Esensial
Penjelasan dengan cara menguraikan bagian2 dasar yang menyusun sesuatu hal.
- Definisi analitik
Menunjukkan bagian2 suatu benda yamg mewujudkan esensinya. Mis, “manusia” dapat didefinisikan suatu subtansi yang terdiri atas badan dan jiwa
- Definisi konotatif 
Menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan deferensia. Mis, manusia adalah hewan yang berakal.
Definisi konotatif dapat dicapai melalui :
1). Membandingkan hal yang hendak didefinisikan dengan hal lain.
2). Menunjukan jenis atau golongan yang memuat hal tersebut
3). Menunjukkan ciri2 yang membedakan hal tersebut dari semua hal lain yang termasuk golongan yang sama
2. definisi Deskriptif
menunjukkan sifat2 yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan.
a. Definisi aksidental
Menunjukkan jenis dari halnya dengan sifat2 khusus yang menyertai hal tersebut. Mis, manusia adalah hewan ang berpolitik.
b. Definisi kausal
Menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud. Mis, awan adalah uap air yang terkumpul diudara karena penyinaran laut oleh matahari
C. DEFINISI PRAKTIS
Penjelasan tentang suatu hal ditinjau dari segi kegunaan atau tujuan.
1. Definisi operasional
Penjelasan suatu term dengan cara menegaskan langkah2 pengujian khusus yang harus dilaksanakan .
a. Operasional Kualitatif
Berdasarkan isi atau kekuatan hal yang diamati. Mis, magnet adalahlogam yang dapat menarik gugusan besi.
b. Operasional kuantatif
Berdasarkan banyak atau jumlah hal yang diamati. Mis, panjang adalah jumlah kali ukuran standar memenuhi jarak.
2. definisi fungsional
dengan cara menunjukan kegunaan atau tujuannya. Mis, Negara adalah persekutuan besar yang bertujuan kesejahteraan bersama bersifat pragmatis.
3. Definisi persuasif
Merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Mis, lux adalah sabun bintang2 film
D. SYARAT2 DEFINISI
1. Harus menyatakan ciri2 hakiki dari apa yang didefinisikan. Mis, hewan adalah organisme berindra.
2. harus merupakan suatu kesetaraan arti hal yang didefinisikan.
a. Definiens tidak lebih luas dari yang didefinisikan. Mis, manusia adalah “ organisme yang berindra “ adalah terlalu luas.
b. Definiens tidak lebih sempit dari yang didefinisikan. Mis, kursi sebagai “ barang yang sekarang diduduki “ adalah terlampau sempit.
3. Harus menghidarkan pernyataan yang emuat istilah2 yang didefinisikan. Mis, keracunan adalah hasil akibat minum obat.
4. Sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang positif. Mis, dinyatakan kaya bila orang itu tidak miskin.
5. Harus dinyatakan secara singkat. Mis, alumunium adalah jenis logam tertentu yang bercahaya
 

bab 2 dasar2 penalaran

DASAR2 PENALARAN
I. KONSEP DAN TERM
Hasil tangkapan akal manusia mengenai objek baik material maupun non material disebut ide atau konsep. Ide berasal dari kata yunani eidos_ gambar, rupa yang dapat dilihat. Konsep _ kata latin _ Concipere_ mencakup, mengambil, menangkap, jadi konsep berate tangkapan
 Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan kedalam bentuk kata atau istilah yang disebut dengan istilah “ term “
Misal, 
 Istilah “ demokrasi “ dibentuk dari 2 rangkaian kata yunani demos dan kratein. Pengertian yang terkandung dalam rangkaian 2 kata tersebut disebut konsep atau apa yang dimaksudkan oleh istilah demokrasi itulah yang disebut konsep atau pengertian. Sedangkan istilah “ demokrasi “ itu adalah “ term “
Term sederhana atau term simple _ konsep atau pengertian yang terdiri dari satu kata atau istilah missal, manusia, gajah, Negara
 Term komposit atau term komplek _ jika terdiri atas beberapa kata missal, penyair modern, wawsan nusantara, politik srategi nasional.
 Term adalah symbol atau kesatuan beberapa symbol yang dapat untuk menyatakan suatu konsep atau pengertian. Dapat dibedakan,
1. Kata Kategorismatis
Kata yang dapat mengungkapkan sepenuhnya suatu pengertian yang berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain meliputi: nama diri ( mis Saddam Husain ), Kata sifat misal berakal, istilah yang megandung pengertian umu mis manusia.
2. kata sinkategorimatis
kata yang tidak dapat megungkapkan suatu pengertian yang berdiri sendiri jika tidak dibantu oleh kata lain mis, adalah jika, semu maka, dsb
A. KONOTASI
Keseluruhan arti yang dimaksudkan oleh suatu term, mis
Konotasi term “ manusia “ adalah “ hewan yang berakal budi “ atau secara terurai dapat dirumuskan: “ substansi ( unsure dasar) yang berbadan berkembang berperasa dan berakal ( sifat2 pembeda
B. DENOTASI
Keselurahan hal yang ditunjuk oleh term atau dengan kata lain keseluruhan hal sejauhmana term itu dapat diterapkan. Mis, 
Denotasi term manusia yang didefinisikan sebagi hewan yang berakal, dapat diterapkan pada bangsa Indonesia, bangsa cina dsbyang dapat ditunjuk oleh term manusia
term konotasi Denotasi
Substansi

Badani

Organisme

Hewan

Manusia
 : substansi (1)

: Substansi berbadan (2)

Substansi berbadan berkembang

Substansi berbadan berkembang
Berindra (4)
Substansi berbadan berkembang
Berindar berakal (5) Benda2 gas, benda2 mati, tumbuh2an, binatang, manusia (5)
benda2 mati, tumbuh2an, binatang, manusia (4)
tumbuh2an, binatang, manusia (3)

binatang, manusia (2)

manusia (1)


II. BERBAGAI MACAM TERM
A. BERDASARKAN KONOTASI
Dapat dibedakan antara term konkret dan term abstrak. Konotasi term dapat dibedakan anatara
1. Lingkungan hakikat
Term yang mempunyai persamaan satuan dalam satu makna tanpa perbedaan tingkatan menurut hakikatnya. Mis “manusia”. Ada 2 macam ,
a. Hakikat konkret
Menunjukkan ke”hal”-nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bereksistensi tertentu. Mis manusia dan kera
b. Hakikat abstrak
Menyatakan suatu kualitas yang tidak bereksistensi tertentu atau kualitas yang terlepas dari eksistensi, mis kemanusian, kebenaran dsb
2. lingkungan sifat
term yang didalam halnya itu ada perbedaantingkatan, mis “berbada” arti yang dikandung term ini terdapat suatu perbedaan kekuatan dan kelemahan, yaitu berbadanya manusia lain dengan berbadannya binatang, tumbuh2an, dsb. Ada 2 macam
a. Sifat konkret
Menunjukkan pen-“sifat”-nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bereksistensi. Mis berbadan, merah, persegi
b. Sifat abstrak
Menyaakan pensifatan yang terlepas dari eksistensi tertentu, mis kerasionalan , kebijaksanaan
B. BERDASARKAN DENOTASI
A. TERM UMUM
Mencakup keseluuhan hal2 yang ditunjuk tiada terkecualinya, dibedakan,
a. Universal
Sifat umum yang berlaku didalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Mis organisme, manusia, kemanusiaan
b. Kolektif
Sifat umum yang berlaku didalamnya menunjuk suatu kelompok tertentu sebagai kesatuan. Mis, rakyat Indonesia, mahasiswa UGM
Term umum Term khusus
a. organisme
b. semua perangko
c. hewan
d. semua bilangan
e. universitas di indonesia a. hewan
b. kumpulan perangko tahun 1997
c. manusia
d. bilangan ganjil
e. UGM

? x atau A x dibaca “untuk semua x”, “untuk semua x berlakulah “
? x atau Ex dibaca “ada x”, “terdapatlah suatu x sedemikian “
B. TERM KHUSUS
Hanya menunjukan sebagian dari keseluruhan, dibedakan
a. Partikluar
Sifat khusus yang berlaku didalamnya hanya menunjuk sebagian tidak tertentu dari keseluruhan. Mis sebagian manusia
b. Singular
Sifat khusus yang berlaku didalamnya hanya menujuk pada satu hal atau suatu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota. Mis persiden pertama RI
C. BERDASARKAN PREDIKAMEN
Ialah cara beradanya seuatu, perlu diketahuai term”ada” atau “yang ada” adalah term trasendal yang terdasar dan paling luas himpunannya. Selanjutnya dibagi dalam
1. Ada yang tidak terbatas, yang mewujudkansebuah term, dan menunjuk suatu realita yang khas, yakni Tuhan
2. ada yang terbatas, (atau adanya ciptaan), yang mewujudkan genus pertama dan tertinggi.
D. BERDASARKAN PREDIKABEL
Cara menerangkan sesuatu, juga merupakan cara menyatakan diri yang dapat terlepas dari beradnya sesuatu atau cara tertinggi yang dipergunakan oleh predikamen2 untuk menyatakan diri, mis aristoteles manusia, aristoteles hewan, Aristoteles berakal.
Dibedakan dalam,
1. GENUS
Himpunan golongan2 menunjukkan hakikat yang berbeda tetapi terpadu oleh persamaan sifat, mis term”hewan”. Dibedakan dalam
a. Genus jauh 
Yang tidak ada genus lagi datasnya dan memuat genus2 dibawahnya. Mis, “ada yang fana”. Disebut juga “summum genus” atau “genus hakiki”.
b. Genus tengah
Yang diatasnya ada genus yang lebih umum dan dibawahnya ada genus yang lebih khusus. Mis, “organisme”
c. Genus dekat
Yang langsung berada diatas golongan. Mis “hewan” dalam hubungan dengan term manusia
2. SPESIES
Himpunan sesuatu yang menunjukkan hakikat bersamaannya bentuk maupun sifatnya sehingga dapat memisahkan dari lain2 golongan. Dibagi dalam
a. Spesies jauh, idem genus tengah, yakni term universal yang menghimpun golongan2 yang dapat berlaku sebagai genus, mis “organisme”
b. Spesies tengah, idem genus dekat, yakni term universal yang langsung menmghimpun golongan2 yang tidak dapat berlaku sebagai genus. Mis “hewan”
c. Spesies dekat disebut “infima spesies” atau spesies hakiki, yaitu term universal yang dibawahnya hanya ada satuan khusus saja yang sangat sempit denotasinya sehingga tidak bias menjadi genus. Mis “manusia” dibawahnya terdapat umar, ali
3. DIFERENSIA
Sifat pembeda yang menunjukan ahkikat suatu golongan sehingga terwujud kelompok diri. Dibedakan dalam
a. Diferensia generic
Cirri pembeda yang membuat genus lebih tinggi menjadi ;ebih rendah. Mis, badan”berjiwa”, organisme”berperasa”
b. Diferensia spesifik 
Cirri pembeda yang mebuat genus terdekat menjadi spesies. Mis hewan”berakal budi “
4. PROPIUM
Sifat khusus sebagi predikat yang niscaya terlekat pada hakikat sesuatu diri sehingga dimiliki oleh sekuruh anggoat. Debedakan dalam,
a. Propium generic
Sifat khusus yang berpangkal pada jenis sesuatu. Mis sifat”dapat mati”
b. Propium spesifik
Sifat khusus yang berpangkal pada hakikat yang utuh dari sesuatu. Mis sifat ”berpolitik”.
5. AKSIDEN
Sifat kebetulan sebagi predikat yang tidak bertalian dengan hakikat sesuatu diri sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Dibagi dalam
a. Predikamental 
Sifat kebetulan yang menyertai cara beradanya sesuatu dan melekat pada subjek. Mis sifat “terpelajar”, “terdidik”.
b. Predikabel 
Sifat kebetulan yang menyertai cara menyatakansesuatu yang tidak mutlak. Sifat2 ini berlawanan dengan siufat khusus. Mis, “berambut pirang” untuk manusia, yakni mausia berambut prang.
E. PEDOMAN PRAKTIS PREDIKABEL
Genus : peraturan pemikiran kritik dan sistematik
Spesies : hokum filasafat
Deferesis : bersifat memaksa untuk mencari hakikat atau kebenaran sesuatu.

III. PRINSIP2 PENALARAN
Prinsip sering diartikan dengan kaidah atau hokum disebut juga aksioma atau prinsip dasar. Euklidus 300sM: suatu keseluruhan lebih besar dari bagian “. Prinsip dasar pernyataan dikemukankan pertama kali oleh Aristoteles 384-322 sM.
A. PRISIP IDENTITAS
Latinnya Principium indentitas ( law of identity ), merupakan dasar dari semua penalaran, sifatnya langsung dan jelas dengan sendirinya. Menyatakan “ sesuatu hal adalh sama denan halnya sendiri “ denan kata lain “sesuatu yang disebut p maka sama dengan p yang dinyatakan sendiri bukan yang lain.
P<---------> dbaca p adalah identik dengan p itu sendiri.
Mis, “ takwa yang sebenar2nya ‘ adalah dasar moral pancasila.
B. PRINSIP NON KOMNTRADIKSI
Latinnya Principium contradictionis ( law of contradiction) yakni prinsip kontr\adiksi menyataka “ sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itudalam asatu kesatuan” atau Sesuatu pernyataan tidak mungkin mempunyai nilai benar dan tidak benar pada saat yang sama.
-(p? -p) dibaca : tidaklah demikian halnya bahwa p dan non p bersamaan.
C. PRINSIP EKSLUSIF TERTII
Latinnya Principium excvlusi tertii ( law of excluded middle ), prinsip penyisihan jalan tengah, menyataka “ sesuatu jika diyatakan sebagai hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah” atau “ sesuatu x mestilah p atau non p tidak ada kemungkinan ketiga”
( p ? p ) dibaca sesuatu mestilah hanya p atau non p
D. PRINSIP CUKUP ALASAN
Dikemukan oleh Gottfriend Wilhelm von Leibnez 1646-1716. latinnya principium rationis sufficientis ( law of sufficient reason), menyatakan “ suatu perubahan yang terjadi pada sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan alas an yang cukup, tidak mungkin berubah tanpa sebab2 yang mencukupi” atau adanya sesuatu itu mestilah mempunyai alas an yang cukup, demikian pula jika ada perubahan pada keadaan sesuatu “
 

bab 1 pengenalan logika

BAB I
PENGENALAN LOGIKA
I. PENGERTIAN LOGIKA
Logika beasal dari bahasa yunani logos = kata, uraian pikiran atau teori. Secara etimologis dapat diartikan ilmu tentang uraian pikiran.
Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu. Secara termologis dapat diartikan “ teori tentang penyimpulan yang sah “ atau “ system penalaran yang menelaah tentang prinsip2 penyimpulan yang sah.
“ semua rakyat Indonesia berpancasila berarti semua yang tidak ber-berpancasila bukan rakyat Indonesia . “
Dalam logika tradisional ada hukum penyimpulan sbb.  
 Apabila pangkal pikirnya salah kesimpulan penalaran dapat benar atau dapat salah, sebaliknya apabila kesimpulannya benar pangkal –pikir penaran dapat benar atau dapat salah
Malaikat itu benda fisik : salah
Batu itu malaikat : salah
Jadi, batu itu benda fisik : benar
Kesimpulan penalaran diatas seharusnya
Malaikat itu benda fisik : salah
Batu itu malaikat : salah
Jadi? (tidak dapat disimpulkan) 
Dalam matematika pun juga terjadi konsep yang tidak ada hubungan dinyatakan dalam satu pernyataan positif, yaitu implikasi. Dalam implikasi dibenarkan juga 2 kmponennya tidak ada hubungan asalkan keduanya benar, 
“ jika Jakarta ibukota Indonesia maka Clinton presiden amerika “
Dapat disimpulkan dalam bentuk kontraposisi
“ jika Jakarta ibukota Indonesia maka Clinton presiden amerika, berarti jika Clinton bukan presiden amerika maka Jakarta bukan ibukota Indonesia “
A. DASAR LOGIKA MODERN
B bagian dari C, B I C
Semua B adalah C
Semua A adalah B 
Semua A adalah C
Rumusan simboliknya 
B ? C dibaca semua B adalah C atau B bagian dari C
A ? B semua A adalah B A bagian dari B
--------- ---------------------- -------------------
A ? C semua A adalah C A bagian dari C
Pertama tama yang melukiskan luas konsep atau luas pengertan dalam bentuk diagram himpunan adalah Leonhard Euler (swiss )1707-1783 dekembangkan oleh John Venn ( inggris )1843-1923
B. LOGIKA DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Deduktif ialah dari umum ke khusus
Indutif dari khusus ke umum
Logika deduktif kesimpulannya pasti
Contoh : 
Logam dipanaskan memuai
Emas adalah logam
Maka emas dipanakan memuai
Dapat dirumuskan
Semua B adalah C, semua A adalah B maka semua A adalah C
Logika induktif kesimpulannya boleh jadi atau bersifat kemungkinan
Prinsipnya penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus samapi pada suatu ksimpulan umum.
Missal emas adalah logam, besi adalah logam. Perak adalah logam
Emas besi dan perak dipanaskan memuai
Maka logam dipanaskan memuai
II. BAHASA LOGIKA
Bahasa ialah merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia.
A. PENGGOLONGAN BAHASA
Bahasa merupakan alat yan tepat untuk menyatakan pikiran atau perasaan.
Dalam penelahaan bahasa pada umumnya dibedakan dalam
1. Bahasa alami
Bahasa sehari –hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, dibedakan atas 2 macam, 
a) bahasa isyarat
b) bahasa biasa
2. bahasa buatan
merupakan bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan2 akal pikiran untuk maksud tertentu., dibedakan, 
a) Bahasa Istilah
Rumusannya diambil dari bahasa biasa yang diberi arti tertentu
b) Bahasa artificial
Murni bahasa buatan atau sering disebut dengan hbahasa symbol, cirri khusunya
- Tidak berfungsi sendiri, kosong dari arti, karena itu dapat diamsuki arti apasaja
- Arti yang dimaksudkan ditentukan oleh hubungannya
Bahasa alami bahasa buatan
Antara makna dan kata merupakan anatara istilah dan konsep merupakan satu
Satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan kesatuan vana bersifat relative, karena bahasanya,
Sehari – hari, karena bahasanya
1. bersifat spontan 1. berdasarkan pemikiran
2. bersifat kebiasaan 2. sekehendak hati
3. intuitif ( bisikan hati ) 3. diskursif ( logic, luas arti )
4. pernyataan secara langsung 4. pernyataan tidak langsung
B. FUNGSI BAHASA
Fungsi pokok
1. Fungsi ekspresif atau emotif
Tampak pada pencurahan rasa takut serta takjub yang dilakukan serta merta pada pemujaan2
2. Fungsi afektif atau praktis
Untuk menimbulkan efek psikologis terhadap orang2 lain dan sebagai akibatnya mempengaruhi tindakan2 mereka kearah kegiatan atau sikap tertentu.
3. fungsi simbolik
meliputi juga funsi2 logik serta komunikatif karena arti itu dinyatakan dalam simbol2 bukan hanya untuk menyatakan fakta melainkan juga untuk menyampaikan kepada orang lian.
C. BAHASA DALAM LOGIKA
Sintaksis 
Ialah cara untuk meyusun kata2 dalam bentuk kalimat untuk menyatakanarti yang bermakna.
Proposisi atau perntaan ini berdasarkan bentuk isinya dibedakan dalam
1. Proposisi tunggal
\ pernyataan sederhana terdiri atas satu konsep atau satu pengertian sebagai unsurnya, missal Indonesia merdeka.
2. proposisi kategorik
terdiri atas hubungan dua konsep sebgai subjek dan predikat , missal rakyat Indonesia tidak boleh mengikuti ajaran komunis.
3. proposisi majemuk
terdiri atas hubungan dua bagian yang dapat dinilai benar apa salah, missal Bung karno adalah seorang prolklamtor dan presiden pertama RI.
III. SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA
A. SEJARAH PIKIRAN YUNANI
1. BUAH KARYA ARISTOTELES
Guru pertama dalam ilmu pengetahuan. Menciptakan logika sebagai ilmu baru waktu itu disebut “ analitika “ ( memberi nama system penalran yang bertitik tolak pada pernyataan yang sudah dianggap benar ) dan “dialektika ( system penalaran yang bertitik tolak dari pernyataan yang belum tentu benar ).
Kumpulan karya tulisnya mengenai logika terdiri dari 5 buku, dan buku ketiga terbagi atas 2 bagian. Oleh murid2nya digabung menjadi satu dabdiberi nama ORGANON, 
a. Categoriae
Tentang cara mengurai sesuatu objek dari 10 kategori ( pengertian umum )
b. De Interpretatione
Bentuk2 pernyataan dan penyimpulan langsung, biasa disebut PERIHERMENIAS.
c. Analytica Priora
Tentang bentuk2 silogisme atau susunan pikir yang dipergunakan dalam penalran.
d. Analytica Posteriora
Tentang pelaksanaan dan penerapan pemikiran silogistik dalam pembuktian ilmiah.
e. Topica
Tentang perbincangan yang berdasarkan pada premis2 yang boleh jadi benar.
f. Sophistici elenchi
Tentang sifat dasar dan penggolongan sesat pikir.
2. SUMBANGAN THEOPRASTUS ( 371-287 SM )
Murid aristoteles mengepalai aliran peripatik dan berjasa didalam penyempurnaan logika yang diwariskan gurunya.
Sumbangan terbesarnya adalah penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap kesimpulan. Pengertian yang m,ungkin menurut tafsirannya ialah “ yang tidak mengandung kontradiksi didalam dirinya “ dan setiap “ kesimpulan menurut asas yang dirumuskannya, mestilah mengikuti unsure terlemah dalam pakal pikir.
3. KAUM STOIK DAN MEGARIA
Mencapai masa puncak. Didirikan oleh Euclid, salah seorah murid Sokrates (abad 2 SM ). Muridnya yang terkenal , Eubulides yang melahirkan Liar Paradox ( Paradox si pembohong ). Didalam logika. Dan Ichtyas yang mengantikan Euclid dan Trasymachus dari Korinte yang menjadi guru Stilpo. Salah satu murid Stilpo ialah Zeno 350-260 SM pembangun aliran Stoik..
 Penyambung aliran Zeno adalah Cleanthes abad 3 SM dan Chrysippus 280-206 SM. Ada pameo “ jika Chrysppus tidak ada maka kaum Stoa tidak akan ada”.
Para komentator lainnya adalah, Appolinus Cronus, Diodorus Cronus dan Philo. Philo_ seorang ahli pikir yahudi diiskadariah, SExtus Empiricus, Diogenes Laertius, Cicero 106-43 SM, Gelius, Galenus 130-200 M, Lucius Apuleus ( abad 2 M ), origin, Proclus, Stobaaeus<,Epictetus ( awal abad masehi ), Seneca ( meninggal tahun 65 M ) dan banyak lagi.
 Logika lebih mengarah pada pembahsana susun kata sebagia penjelmaan pikiran dan masalah yang tehangat pada tingkat masa ini adalah masalah2 paradox. Mengenai paradox Chrysippus konon menyusun 28 buku. Dan Philetos dari cos sampai meninggal dunia karena terrlampau memikirkan masalah2 paradox
4. SUMBANGAN PORPHYRUS ( 233-306 M )
Ahli pikir di iskandariah, menambah satu bagian didalm logika yaitu, Eisagoge yakni sebagai pengantar Categorie_ membahas lingkungan2 zat dan lingkungan sifat dialam yang biasa disebut dengan klasifikasi.
 Alam pikiran yunani ( Grik ) memperoleh pusat perkembangan di, Athena, Iskandariah, Antiokia, dan Roma.
5. SIDANG BESAR NICAE
Konstantin 272-337 M kaisar roma pertama yang memeluk nasrani, memindahkan ibukota roma ke Constantinople. Memghapuskan alam pikiran yunani pada 2 pusat yaitu Athena dan Antiokia, sedangkan pusatnya iskandariah diberikan kelonggran Karena lebih berpengaruh filsafat Plotinus 204-270 M, sesuai agama nasrani. Dikenal dengan Neo Platonism.
Membatasi pelajaran logika hanya sampai bagian Perihermias saja dan bagian2 selanjutnya dinyatakan bab2 terlarang
6. KOMENTATOR TERAHKIR ROMA 
Komentator terahkir yunani adalah Manlius Severinus Boethius 480-524 M. ia menyalin logika dari bahasa grik ke latin. Tahun 524 dia dihukum mati, dengan kematiannya dunia barat dalam 1000 tahun mengalami yang dibarat dikenal dengan sebutan Zaman gelap atau Dark ages.
B. LOGIKA PADA ZAMAN ISLAM
Awal abad 7 islam lahir, penghujung abad 8 islam sudah terbentang dari pegunungnan pirenia dibarat sampai perbatasan tiongkok di timur.
1. PENYALINAN BUKU2 LOGIKA
Pertama dilakukan oleh Johana bin PaFk lahir 815 M_ Ketegori karangan aristo ( Maqulatul-asyarat li aristu ). Ibnu Sikkit Jakub Al-Nahwi 803-859 M_ perbaikan dalam logika ( Ishlah fil-Manthiqi ). Jakub bin Ishak AlKindi 791-863 M, menyalin logika2 dan memberi komentar.
 Penyalinan logika “ bab2 terlarang “. Ishak bin Hunain meninggal 911 M , menyalin Categorie dan De interpretatione bernama Maqulat li-aristu dan Kitabu Aristhathlis: Bari-arminias. Said bin Jakub Al-Dimsyiki meninggal 914 M menyalin Eisagoge dan Topica bernama Isaguji wa Tupiga aristu. Abubisri Matta Al-Mantiqi meninggal 940 M menyalin Analytica bernama Kitabul – Burhan.
 Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Ozluq bin Thurchan al-Farabi 873-950 M. 
Menyalin seluruh karya tulis aristoteles.:
a. Kitabul Manthiqil-Tsamaniyat, menyalin dan memberi komentar atas 7 bagian logika dan menambah 1 bagian baru.
b. Mugaddamat Isquji allati wadha’aha Purpurius, memberi komentar atas bagian klasifikasi yang diciptakan Porphyrius.
c. Risalat fil-Manthiqi, al-qaulu fi Syaraitil-yaqini, tentang beberapa bagian logika terutama tentang kontradiksi dan merumuskan syarat2nya.
d. Risalat fil-Qias, fushulun yuhtajju ilaiha fi Shina’atil-manthiqi, tentang bentuk2 silogisme dan merumuskan syarat2 setiap bentuk berdasarkan hokum aristoteles.
Abu Abdillah Al-Khwarizmi meninggal 997 M, pencipta aljabar. Memberi komentar atas keselurhan logika dalam buku Malatihul Ulum fil-Manthiqi.
 Abu Ali Al-Husain bin Abdillah Ibnu Sina 980-1037 M, bukunya Kitabul Syiffa semacam esiklopedi terdiri atas 18 jilid, punya karya tulis khusus mengenai logika bernama Isyarat walTanhbihat fil-Manthiqi, disalin oleh Napier 1658 Mkedalam bahasa perancis, sebagi akibatnya lahir logika aliran Port Royal dikota paris. Yang menjadi standar pelajaran logika dibarat sejak abad ke17.
 Abu ali Muhammad bin Hasan bin Al-Haitsam 965-1039, dieropa dikenal dengan Al-Hazem _ menulis buku
a. Talchisu Muqaddamati Purpurius wa Kutubi Aristhathalis
b. Muchtasharul Manthiqi
Al-Ghazali 1059-1111M, Al-Tibrizi meninggal 1109 M, Ibnu Bajah atau Avempas 1100-1138, Ibnu Rasyid atau Averroes 1126-1198 M, Al-Sakkaqi meninggal 1228 M, Al-Asmawi 1198-1238 M, Al-Samarkandi meninggal 1291 M dan Al-Abhari meninggal 1296 M.
2. LOGIKA PADA MASA KEMUNDURAN ISLAM
Taqiuddn Ahmmad Ibnu Taimiah 1263-1328 M_ Fashithtu ahlil-imam fil-raddi ‘ala Mathiqil Yunani ( ketangkasan pendukung keimanan menangkis logika Yunani. Disusul Saaduddin Al-Taftazani 1322-1389 M_ Tahzibul-Mathiqi, ia menjatuhkan hokum haram bagi orang yang mempelajari logika.
 Ibnu Khaldun 1332-1406 menyiarkan dasar2 loika bernama Al-Mathiq termuat dalam buku Muqaddamah.
 Muhammad Al Duwani lahir 1428 M memberikomentar tentang premis mayor dan premis mnor, yakni pangkal-pikir besar dan kecil _ Kubra walShugra fil-Mathiqi.
 Abdurahman Al-Akhdhari abad16 M menyusun dasar2 loika dalam bentuk sajak_ Sullam fil-Manthiqi. Dasar bagi pelajaran logika di pelbagai neeri.
 Muhibullah Al-Bisyari meninggal 1707 M berasal dari Peshawar, mengarang tentang logika _ Sullamul-Ulum fil-Manthiqi. Lahir pada zaman kebesaran imperium Moghul.
 Ahmad al_malawi abad 18 memberi komentar atas karya tulis Al-Akhdhari bernama Sjarhul fil-Manthiqi.
 Awal abad ke 20 muncul gerakan pembaharuan islam dipelopori oleh Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, logika muncul kembali di tanah mesir.
C. PERKEMBANGAN LOGIKA BARAT
Peter Abelard 1079-1142 adalah yang pertama – tama menghidupkan kembali pelajaran logika pada PT di paris.
1. ARS VETUS ATAU LOGIKA TUA
Mendapat tantangan sengit dar St. Bernard yang menyusun buku Odiusurn me reddit mundo logica. Murid Abelard bernama John Sallisburry _ Et quia logicae suscepi patrocniuk. Muridnya Adam de Panto _ Ars Dialectica mengenai Topica.
2. ARS NOVA ATAU LOGIKA BARU
Albertus Magnus 1206-1280 M, menghsilkan karya sangat tebalk dalam bidang logika. Semasa itu Robery Grosseste meninggal 1253 M, memberi ulasan tentang Analytica Posteriora dan St. Thomas Aquinas 1225-1274 M, memberi komentar tentang Perihermias, dan muridnya Giles of Rome meninggal 1316 M, memberi kementar lengkap tentang keseluruhan Organon.
 Robert Kildwarby meninggal 1279 M seorang pengikut aliran Dominican dan lawan utama Thomas Aquinas, dan juga dari Duns Scotus meninggal 1305 M serta dari seorang yang digelari Averroist bernama Boehius of Daica meninggal 1258 M
 Petrus Hispanus meninggal 1277 M menjabat Paus dengan gelar Paus John XXI menyusunpelajaran logika dalam bentuk sajak. Seperti Al-Akhdari. Kumpulan sajak Petrus Hispanus mengenai logika bernama Summulae, diberi komentar oleh Jean Buridan 1295-1366 M, Johannes Magistri menbinggal 1400 M, Johannes de Monte meninggal 1450 M, Petrus Tartaritus seorang rector di paris meninggal 1490 M dan Chrysostom Javellus meninggal 1538 M.
 Penulis logika golongan Oxford, Roger Bacon meninggal 1292 M, Thomas Sutton meningal 1300 M, William of Ockham 1300-1349 M, Walter Burleigh 1275-1345 M, William Heystesbury Richard Swineshead( karya tulisnya dipuji oleh Karl Leibniz ), John Dumbleton, Ralp Strode dan Richard Ferabrich.
 Dari golongan paris, Jean Buridan 1295-1366, Albert of Saxony 1316-1390, John of Cornwall ( Preudo-Scotus ), Raimon Lull 1232-1315 M dan St. Vincent Ferrer meninggal 1372 M
3. KEMUNDURAN LOGIKA KAUM SCHOLASTIK
Penghujung abad ke 14 pengaruh logika kaum scholatik mengalami kemunduran karena lebih banyak memperdebatkan hal2 yang tidak berarti antara kaum nominalis dengan kaum realis sehingga kehilangan jiwanya yang dinamaik.
 Francis Bacon 1561-1626 M melancarkan serangan terhadap logika dengan bukunya Novuum Organum dan menganjurkan penggunaan system induksi secara lebig luas. Abad 17 logika kaum scholatik lenyap sama sekali.
4. LOGIKA GOLONGAN PORT ROYAL
Tahun 1658 karay tulis ibnu Sina disalin oleh Napier.
 1662 terbit buku La Loqique ou l’art de pancer disusun Antoine Arnauld dan Pierre Nicole, melahirkan kesegaran baru dalam perjalanan loika.
 1666 Gottfriend Wilhem von Leibnez _ Dissertatio de Arte Combinatoria menganjurkanka penggunaan pernyataan2 dengan simbol2 agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis.
1501 Giovanni Girolamo Saccheri _italia, _ Logika Demonstrativa, terlihat kuatnya pengaruh ahli2 logika arab. Keistimewaan buku ini dimata barat adalah :
a. Metode untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan dengan menonjolkan lawannya yang memningkari dan hali ini, dikenal dalam lapangan logika simbolik dengan hokum 
b. Perbedaan antara definisi nominalis denga realis bahwa yang pertama itu Cuma melukiskan arti sesuatu dan yang kedua itu melukiskan wujud sesuatu.
1770 Leonhard Euler_Swiss _ Lettres a une princess d’Allegmemane, melakukan pembahasan tentang term2 dan mempergunakan lingkaran2 untuk melukiskan hubungannya dekenal dengan Sirkel-Euler.
 1812-1816 George Wilhelm Friederch Hegel _ Wissenschaft der Logik menentang proyek Leibnez dan Calculus oleh Ploquet, dia memperkembangkan suatu cara yang disebutnya dengan Dalektika, yakni dari sebuah kenyataan yang ada ( thesis), detemukan lawan kenyataan ( antithesis ), guna memperoleh satu paduan yang lebih keras ( synthesis). Sebagai alat utama Karl MAx 1818-1883 untuk menyusun filsafat komunis.
 1837 Bernard Bolzano _ Wisseschoftlehre, pengaruhnya muncul sesudah muncul perkembangan logika Simbolik.
 1843 John Stuart Mill _ A system of Logic, menyempurnakan perkembangan Logika-formal, setiap pangkal pikir besardidalam deduksi memelukan induksi dan sebaliknya induksi memrluakn dediksi bagi penyususnan pikiran mengenai hasil2 eksperimen dan penyelidikan. Terkenal dengan sebutan Four-Methods yaitu metode kausal.
D. PERKEMBANGAN LOGIKA SIMBOLIK
Pertengahan abad 19 lahir Logika- Simbolik
1. GAGASAN LOGIKA SIMBOLIK
Dimulai oleh Leibnez, mengusulkan teknik _ Ars Combinatoria menurunkan pengertian2 yang rumit dari penggabungan sejumlah kecil konsep sederhanan untuk dijadikan pangkal, diusulkan program pembaharuan yang menyangkut bahasa dan penalaran dalam segenap ilmu. Program itu meliputi pengembangan :
a. Charateristica universalis ( bahasa semesta ) 
Diciptakan dengan sejumlah symbol dasar dan berdasarkan suatu teknik penggabungan direncanakan untuk dapat mengungkapkan semua buah pikiran sehingga dapat depergunakan segenap ilmuwan dan filsuf.
b. Calculus ratiocinator ( logical mathematical )
Suatu system penalan yang dengan simbol2 idiografis dan berdasarkan aturan2 yang cermat diharapkan dapat melakukan deduksi apapun dalam semua bidang keilmuan.
2. PELOPOR DAN TOKOH LOGIKA SIMBOLIK
Langkah pertama dimulai dengan penjabaran lingkungan golongan ( algebra of Classes ) dengan munculnya buah tangan
1. George Boole _ The Mathematical Analysis of Logic 
Secara sistematik menggunakan simbol2 yang cukup luas dan metode analisis menurut matematika, system penalarannya dinamakan Algebraic logic atau algebra of logic ( aljabar dari logika )
2. Augustus de Morgan 1806-1871 _ Formal Logic tahun 1847
Hasil pemikiran mengenai pengingkaran dari pernyataan2 majemuk menjadi kaidah2 logika simbolik disebut dengan De Morgan’s laws disingkat DM. kemudian muncul lagi penjabaran hubungan ( algebra of relations )_ Syllabus of Proposed System of Logic 1860
John Venn 1834-1923 _ Symbolic Logic 1881, penyempurnaan analisis logic dari Boole dengan merancang lingkaran2 yang dekenl dengan diagram Venn ( Venn’s Dagram ).
( Frederich Ludwig ) Gottlob Frege _ Begriffschrift 1879, mengubah aljabar logika dari Boole sehingga benar2 menjadi logika simbolik yang diformalkan. Untuk pertama kalinya dibahas logika proposisi, ungkapan ubahan, pembilang dan aturan2 penyimpulan.
 Ernst Schroeder 1841-1902_ Vorlesungen uber die Algebra der Logik, mensistematikakan dan menyatupadukan karya ahli2 terdahulu, memberi sumbangan mengenai masalah ungkapan perubahan dan logika relasi.
 Charles Sanders Peirce _AS_ The Grand Logic, dalam logika proposisi menelurkan dalil yang disebut Peirce’s Law dan mengembangkan juga logika relasi.
 Puncak logika simbolik terjadi pada awal abad 20 dengan terbitnya 3 jlid karya tulis dari filsuf inggris Alfred North Whitehead dan Bertrand Arthur William Russel _ Principia Mathematica _ 1910-1913, secara sangat luas dan terperinci membuktikan bahwa logika adalah masa muda matematika dan matematika adalah masa dewasa dari logika. Memberi dorongan yang sangat besra bagi pertumbuhan logika simbolik.
 Tokoh2 logika simbolik, Emil Post lahir 1897, Ludwig Josef johann Wittgenstein 1889-1951, Clarence Irvin Lewis 1883-1964, Rudolf Carnap lahir 1891, Henry Maurice Sheffer, Alfred Tarski lahir v1902, Willard Van Orman Quine lahir 1908, Kurt Goedel lahir 1906. tokoh2 logika polandia, Kazimierz Ajdukiewics dan Stanislaw Lesniewski.
E. KEADAAN LOGIKA DI INDONESIA
1950 buku logika berbahasa jawa dengan menggunakan huruf arab melayu_ Ilmu Manthiq terjemahan dari As-Sullamul-Munauroq karya Abdurrahman Al-Akhdhari abad 16 M disusun oleh KH. Bisyri Musthofa Rembang.
 1954 penerbit W. Verluys NV. Jakarta menerbitkan buku logika atau ilmu pikir karya Joesoef Soulyb.