Senin, 19 November 2007

Belajar dari potret kehidupan petani

Pagi mulai menjelang, ketika orang-orang mulai keluar dari masjid setelah salat Subuh berjama’ah. Matahari belum ada tanda-tanda terbit di ufuk timur. Namun beberapa saat kemudian ada kesibukan lain yaitu para petani yang mulai bersiap untuk pergi ke sawah. Maklum, ini adalah bulan puasa. Mereka harus pergi ke sawah lebih awal supaya bisa pulang lebih awal dari biasanya sebelum matahari benar-benar panas. Udara yang begitu panas pada Ramadan tahun ini mengharuskan mereka bekerja tidak terlalu siang untuk menjaga kondisi tubuh supaya tetap bisa berpuasa.
Hal yang tersebut di atas adalah potret kehidupan petani di desa Ngurensiti. Sebuah desa yang terletak di Kabupaten Pati, sebuah kota kecil di sebelah timur kota Kudus, Jawa Tengah. Petani di desa ini adalah penghasil sayur mayor yang hasilnya tidak hanya di pasarkan di daerah Pati saja namun juga daerah-daerah lain di sekitarnya. Mereka biasanya menanam cabe, bawang merah, kacang panjang daun sawi dan sebagainya. Mereka biasa menanami sawah dengan sayur mayor tersebut setelah habis musim penghujan, tepatnya setelah padi di panen.. Pada saat sekarang ini tidak terlalu banyak yang dapat dihasilakan karena kurang air seperti pada umumnya di daerah lain. Namun dengan adanya pompa-pompa air, petani berusaha bertahan untuk tetap mengairi sawahnya agar tetap bisa memanen tanamannya. Dan benar, sebagian dari mereka kini masih bisa panen cabe merah dan sayuran lainnya seperti daun sawi.
Sungguh sebuah potret kehidupan yang patut diapresiasi. Bulan Ramadan dengan udara yang begitu panas, namun para petani ini tetap bekerja di sawah dan tetap manjalankan puasa. Mungkin potret ini juga banyak terjadi daerah-daerah lain. Bekerja di sawah dengan udara yang panas pastilah melelahkan. Belum lagi rasa haus yang tidak terkira, namuntetap mereka menjaga puasanya. Tentunya hal seperti inilah yang perlu dicontoh oleh semua umat Islam, khususnya para pejabat kita, para anggota dewan dan lainnya . Mereka-mereka yang bekerja di ruang ber-AC dan tidak perlu berpanas-panas di bawah teriknya matahari untuk memenuhi kebutuhan hidup, harus bisa lebih maksimal kerjanya. Apalagi mereka digaji dengan uang rakyat.
Bekerja sebagai petani mungkin jarang diminati oleh kaum muda sekarang ini. Kebanyakan para pemuda memilih kerja di pabrik jika tidak melanjutkan kuliah. Alasannya setiap bulan mereka akan mendapatkan gaji setiap bulannya. Berbeda jika harus bertani yang harus menunggu sampai tanaman siap dipanen. Padahal jika kita pikir-pikir, bertani adalah pekerjaan yang mulia. Kalau boleh saya katakana rezeki yang paling bersih adalah rezeki yang diperoleh oleh para petani. Bagaimana tidak,mereka mulai dari mengolah tanah, menanami, merawat hingga memanen tanamannya dengan penuh kesabaran Mereka juga paling minim dari segala hal yang dapat merugikan orang lain, tidak korupsi dan sebagainya.
Banyak hal yang ternyata dapat kita ambil ibrohnya dari potret kehidupan para petani. Pertama adalah etos kerja yang luar biasa sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Mereka tidak menjadikan puasa sebagai alas an untuk tidak bekerja dan bermalas-malasan. Kedua, mereka adalah orang yang selalu berusaha mandiri di dalam keterbatasan dan kekurangan. Bagaimana tidak, mereka harus menunggu panen untuk bisa mendapatkan uang sementara kebutuhan sehari-hari harus terpenuhi. Maka tidak jarang mereka harus bekerja di sawah petani lain sehingga mendapatkan upah untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Mereka terkadang tidak punya modal lagi untuk menanami lagi sawahnya karena uang yang di dapat dari panen sebelumnya sudah habis untuk keperluan sehri-hari dan biaya sekolah anak. Mereka pun tak berani meminjam modal dari bank, karena harus ada jaminan hutang. Mereka juga harus berpikir ulang, karena belum tentu apa yang ditanam sesuai dengan yang diharapkan. Bisa balik modal saja sudah syukur ketika harga sayuran anjlok. Namun tetap mereka berusaha semaksim al mungkin untuk bertahan hidup. Ketiga, mereka adalah orang yang tahan banting. Mereka akan terus dan terus menanam apapun hasilnya di kemudian hari. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan mereka tidak mudah berputus asa. Keempat, mereka adalah orang-orang yang punya kesabaran yang luar biasa. Mereka setia dan tekun merawat tanamannya. Dari tanaman itu mulai ditanam sampai siap untuk dipanen. Dan yang kelima, mereka para petani adalah orang-orang yang selau optimis. Mereka yakin akan memanen dari apa yang mereka tanam. Sedikit ataupun banyak akan mereka terima dengan lapang dada.
Sungguh merupakan pengharapan yang tidak kenal kata menyerah dan keputusasaan. Dan ada kata yang bisa diucapkan oleh para petani di desa ini ketika mulai menanam yaitu kata mbok menowo berhasil yang artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan siapa tahu. Siapa tahu berhasil. Jika kita renungkan dengan seksama, ini adalah contoh yang paling tepat untuk menggambarkan sikap seorang muslim dalam menapaki kehidupan. Selalu berusaha dengan maksimal, manndiri, tahan banting, sabar dan selalu optimis Selalu dan selalu berharap pada Allah dengan tidak kenal kata putus asa setelah berusaha secara maksimal adalah kepasrahan dan penyerahan total pada Allah yang dikenal dengan tawakkal. Jika seorang bertawakkal pada Allah maka Allah akan mencukupkannya.. Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam surat at-Talaq ayat 3.” Dan siapa saja yang bertawakkal pada Allah maka Allah akan mencukupkannya”.
Apa yang telah diutarakan di atas semoga dapat kita jadikan ibroh. Dan alangkah bijaksananya jika pemerintah lebih memperhatikan nasib para petani. Tidak terlalu banyak harapan mereka. Cukup tersedianya pupuk dan obat perhatian yang murah dan menjaga harga agar tidak terpuruk akan sangat membantu para petani.. Syukur jika kredit bagi para petani benar-benar bisa menjangkau petani kecil di daerah dan tidak justru memberatkan petani.

8 komentar:

rust mengatakan...

Desa ngurensiti memang ketat persaingan hidupnya.Materi atau harta adl segalanya dsni..maka ada sebagian kecil masyarakatnya yg mengambil jln pintas mencari kekayaan..it's ok terlepas semua itu desa ngurensiti adl desa yg maju baik dari segi ekonomi dan pendidikan.

rust mengatakan...

Desa ngurensiti memang ketat persaingan hidupnya.Materi atau harta adl segalanya dsni..maka ada sebagian kecil masyarakatnya yg mengambil jln pintas mencari kekayaan..it's ok terlepas semua itu desa ngurensiti adl desa yg maju baik dari segi ekonomi dan pendidikan.

borju mengatakan...

nguren maju teruzzzzzzz yow....jgn mabok ma tawurannya yang maju key............pemudanya mesti banyak dibina tuhhhhhhhhhh....

asharof mengatakan...

basoka kapan neh juara lagi?
gimana dengan generasi sekarang not?

Unknown mengatakan...

Iya maju desa nya, olahraganya ancur bosaka aj udah gx da kbrnya, pemudanya lebih suka mabok, maen kartu, & maen prempuan dibnding berprestasi

Unknown mengatakan...

Lebaran kucin coy

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

iyo kang